Sunday, April 28, 2013

IBU, AKU MENCINTAIMU




KISAH INI DIPERSEMBAHKAN KEPADA SEMUA IBU YANG TAK PERNAH BERHENTI MENCINTAI ANAK-ANAKNYA

 ” Karena tidak ada kasih sayang yang sesungguhnya abadi dalam pikiran kita selain kasih sayang seorang ibu yang selalu kita ingat sampai kita berakhir nanti ” Agnes Davonar

Dalam hidup, kita memiliki banyak kasih sayang. Kasih sayang yang mungkin bagi sebagian orang hanya sesaat tapi bagi yang lain menjadi abadi selamanya. Seperti kisah ini, kisah kasih sayang seorang ibu yang aku harapkan pernah terjadi dalam pada hidup kalian tapi tidak kalian sia-siakan. Ingatlah, Kasih sayang seorang ibu tidak akan pernah berhenti ia berikan dalam keadaan apapun. Semoga kisah ini menyadarkan kalian betapa penting arti ibu dalam hidup kalian.

Aku punya seorang ibu, dalam usia yang muda, ia melahirkanku karena pernikahannya yang muda. Ayah dan ibu hidup bahagia dan melahirkan aku yang manja dan serba hidup cukup. Sampai umurku 7 tahun, aku selalu mendapatkan apapun yang aku inginkan. Untungnya aku pintar sehingga selalu menjadi juara kelas. Kata guruku sih, aku ini jenius sehingga walaupun tanpa belajar pun nilai ujian di kelasku selalu mendapatkan nilai A.

Kebahagiaan yang aku rasakan dan kemewahan yang aku rasakan semua tiba-tiba menjadi sirna ketika ayah mengalami kecelakaan. Ia meninggal dan meninggalkan hutang yang begitu besar. Aku tidak pernah siap miskin tapi tidak dengan ibu. Kami kehilangan rumah dan harus tinggal dirumah susun murah yang hanya memiliki satu ruangan dengan satu kamar. Ibu tau, aku pintar dan tidak seharusnya berhenti sekolah, karena penikahan yang muda dan ditentang keluarga akhirnya ibu terusir dari keluarganya. Sedangkan orang tua ayah, sudah tak ada siapapun yang mau membantu kehidupan kami.
Setelah menjual segala perhiasan yang ia miliki. Ibu memiliki ide untuk berjualan bakmi ayam. Saat itu umurku 13 tahun. Ia masih harus menanggung hutang-hutang ayah yang harus ia bayar.

“ ibu akan berjualan bakmi untuk membantu kehidupan kita. Angel bantu-bantu.. ibu ya?”
Aku terdiam dan rasanya tidak menyukai ide ibu.
“ ibu akan jualan bakmi dimana? Memangnya ibu bisa buat bakmi?” tanyaku.
“ Loh dulu nenek ibu kan dagang bakmi, jadi ibu tau resepnya. lalu mungkin ibu berdagang di depan jalan besar depan komplek. Disitu banyak orang yang kerja di pasar. Kali-kali saja laris. Sehingga kamu bisa tetap sekolah.”
“ aku gak mau.. aku malu. Ibu saja yang jualan, aku gak mau bantu..”
“ iya nak, kamu gak usah bantu ibu, kamu cukup belajar yang giat dan ibu yang nantinya akan bekerja..besok ibu akan pergi ke sekolah kamu untuk mencoba meminta beasiswa..”

Aku senang ibu tidak mengharapkan aku berjualan bersamanya. Apa jadinya kata orang tentangku. Ibu memiliki gerobak bakmi yang ia beli bekas dan setiap pagi ia akan mendorong gerobak itu ke lapak tempatnya berjualan lalu sepagi mungkin sebelum matahari terbit ia sudah tidak ada di rumah ketika aku bangun. Ia tidak pernah memintaku untuk berjualan tapi terkadang aku membantunya untuk sekedar memotong bawang putih dan hanya tugas-tugas mudah di dalam rumah yang terpenting aku tidak sudi ikut berdagang dengan ibu.

Teman-temanku, mungkin tau. Kalau ayahku telah meninggal. Tapi mereka tidak pernah tau kalau keluargaku jatuh miskin. Ibu berhasil mendapatkan beasiswa untukku sehingga aku tidak perlu membayar uang sekolah sampai aku lulus smp nanti. Tapi kehidupan sekolah yang aku rasakan berbeda dengan saat ayah ada dulu. Kini aku jarang sekali makan dikantin. Aku membawa bakmi buatan ibu setiap hari yang membuatku bosan, ketika teman-teman mengajakku makan. Aku selalu berkata.

“ aku lagi gak mau makan di kantin, gak mood” atau “ aku sedang diet” padahal aku tidak mempunyai uang.
Tapi, kalau aku lagi beruntung, bila seorang teman yang sedang ulang tahun, maka tanpa ragu aku akan membuang bakmi buatan ibuku dengan makanan kantin traktiran. Karena aku juga pintar, aku tau bagaimana memanfaatkan teman-temanku yang bodoh. Sekedar untuk membuatkan atau mengerjakan PR Sekolah, itu bisa membuatku memiliki uang saku. Ibu tidak akan memberikan uang jajan lebih padaku. Ia hanya menjatahku 5000 sehari dan bisa dibayangkan bagaimana aku hidup dengan uang sekecil itu.
Agar teman-temanku tidak pernah tau ibuku berjualan bakmi. Aku selalu menghindar saat melihat ibu berdagang di jalanan pasar. Aku mencari jarak yang lebih jauh untuk berputar sampai ke belakang jalan rumah susunku yang jelek. Karena daerah kumuh, tentu saja teman-temanku tidak akan selevel untuk menuju kesana. Kalaupun ingin mengerjakan tugas rumah. Ya aku menuju rumah mereka, setelah puas tidur di ranjang empuk sahabatku. Aku pulang dan menderita bersama kasur keras rumahku.

Ibu walau bekerja dari pagi hingga sore hari. Ia tidak pernah berhenti untuk bertanya tentang pekerjaan sekolahku. Ia tetap memperhatikan diriku dan entah mengapa sejak menjadi miskin seperti ini hubungan kami menjadi dingin, aku tetap berpendapat kematian ayah dikarenakan oleh ibu atas kesalahan ini. kalau saja saat itu, ia tidak meminta ayah menjemputnya di salon. Ayah tidak akan mengalami kecelakaan. Jadi sejak miskin seperti ini..  Aku hanya selalu menjawab sepatah kata ketika ia bertanya.

Kemiskinan kami berjalan sampai akhirnya aku duduk bangku sekolah menengah umum dan lulus dengan nilai yang baik sehingga mendapatkan beasiswa di sekolah sma favorit. Untuk membeli baju sekolah baru saja ibu tidak mampu karena masih harus membayar hutang ayah. Ia malah menerima sumbangan dari tetangga kami yang kebetulan sudah lulus sma dan memberikan pakaian itu padaku.

“ aku gak mau pakai baju bekas. Mending aku gak usah sekolah.”
“ angel, kamu harus paham keadaan kita. Pakailah baju ini untuk sekolah, untuk sementara sampai ibu bisa memberikan yang baru.”
“ dari dulu juga ibu selalu bilang ingin beli ini itu?, tapi ujung-ujungnya bohong. Kenapa sih bu? kita jadi semiskin ini, kalau ayah masih ada! Ia ga mungkin kasih aku baju bekas kayak gini” teriak aku kasar dan meninggalkan rumah.
“ angel mau kemana?”
“ mau cari angin. Bosen sama keadaan rumah yang miskin kayak gini!
Jika aku marah, ibu tidak akan marah padaku. Entah berapa banyak keluhan dan kemarahan yang aku lakukan untuknya. Yang aku tau, aku hanya ingin hidup kami seperti dulu. Tidak sesulit dan semiskin ini. Tuhan rasanya tidak pernah adil dengan hidupku, ia seperti mempermainkan aku.
***
Sekolah baruku ini lebih nyaman dengan keadaanku karena semua anak-anak di sekolahku anak baru yang tidak tau latar belakangku, walaupun sekolah ini masih khusus bagi mereka anak-anak mampu. Sebagian dari anak-anak di kelas mungkin menyukaiku tapi yang lainnya terkadang memandangku dengan aneh. Terkadang aku mendengar bisikan yang cukup membuat telingaku panas.

“ itu si Angel, orang tuanya mampu gak sih? kok bajunya dekil ya.. emangnya sekolah ini terima anak kayak gitu ya “kata Agnes kepada teman-temannya.
“ denger-denger sih dapat sekolah gini karena beasiswa” ujar teman agnes sengaja saat aku lewat.

Aku ingin marah mendengar mereka bergosip tapi aku lebih berpikir cerdik untuk tidak meladenin omongan mereka daripada apa yang mereka bicarakan semakin meluas karena aku tanggapi. Sepulang sekolah, aku menangis. Tidak terima dengan kata-kata temanku. Ibu kebetulan sedang pulang mengambil bakmi yang habis.
“ angel hari ini dagangan ibu habis loh,, ibu senang banget” kata ibu padaku dan ia tiba-tiba melihatku menangis.
“ kenapa kamu nangis..”
“ emang ibu peduli? Ibu mana peduli sama hidup aku”
“ kenapa bilang begitu..”
“ aku malu bu, semua orang ledekin baju dekil ini..aku gak mau sekolah lagi besok?”
Ibu hanya menghela nafas. Kemudian pergi setelah mengambil bakmi di kulkas. Ia menutup pintu dengan air mata. Ia berdagang tanpa semangat. Menghitung setiap uang yang ia dapatkan dari semangkok bakmi yang terjual. Menyisakan sebagian untuk modal besok. Ia bangun pagi sekali untuk membeli sayur dan kebutuhan berjualan bakmi. Bahkan aku rasa ia hanya tidur 3 jam untuk sehari-harinya. Wajahnya yang cantik dulu kini menjadi tidak terawat. Ia menjadi saat buruk dengan tambahan kantung hitam dibawah matanya.
Suatu malam saat aku tertidur, ibu pulang dengan keadaan pincang. Ia seperti kelelahan membawa barang barang belajaan dipasar. Ia mengelus ngelus kakinya. Aku memperhatikannya.

“ ibu kenapa?”
“ jatuh saat ke pasar. Licin. Sakit sekali.. rasanya terseleo besok ibu coba urut..”
“ kalau gitu gak usah lagi ke pasar. Uda tau licin dan jorok. Beli aja di supermarket”
“ kalau gak beli disana. Ibu ga ada untung angel, disana lebih murah..”
“ terserah ibu.”
“ besok bantu itu dorong grobak ya ke lapak..”
Aku tidak menjawab dan tertidur. Keesokan paginya, saat aku terbangun aku melihat ibu mendorong gelobak dengan kaki yang kesakitan. Aku ingin membantu tapi tiba-tiba ada agnes dan kawan-kawan yang sedang berjalan. Karena tidak ingin malu, aku pun memutuskan untuk langsung pergi ke sekolah. Saat di kelas. Agnes dan kawan-kawan menikmati bakmi. Bakmi yang aku tau itu ia beli dari ibuku.
“ bakminya enak ya?besok beli lagi yuk. Ada yang mau nitip?”
“ beli dimana sih? “ Tanya teman yang lain.
“ tuh di ibu pincang.. di depan jalan rumah susun pasar.”

Aku jadi was-was kalau sampai tau mereka membeli bakmi itu dari ibuku. Ketika pulang aku meminta ibu untuk tidak jualan besok. Tapi ibu menolak karena tidak memiliki alasan untuk itu. Aku marah dan memutuskan pergi dari rumah malam itu. Di jalan aku bertemu dengan seorang anak yang aku rasa tinggal di  rumah susun. Ia bernama Aji. Ia manawarkan aku botol aqua saat aku termenung di teras lantai rumah susun.
“ kok bengong, neh minum..” tawarnya dan aku terdiam.
“ masih di segel kok aman. Loe anaknya sini ya? Gua temannya tetangga loe. Kita satu sekolah kok, Cuma bedanya gua uda kelas 3 loe masih kelas 1, kebetulan gua lagi ke rumah saudara gua disini dan liat loe.. ”
Aku menerima minuman itu dan mulai merasa nyaman dengan aji.
“ namanya siapa kalau boleh tau. Kok malam-malam gini diteras rumah susun sendirian?””
“ angel, gua kalau lagi BT ya disini.. dan gua emang tinggal disini gak masalah kan?“
“ gak masalah lah? Emang kenapa kalau tinggal disini?”
“ kirain masalah..?”
“oh pasti ada masalah ya. Mau cerita?”
Aku tidak bercerita padanya tapi akhirnya memiliki sahabat baru yang bisa membuatku nyaman malam itu. Keesokan paginya. Aku duduk di kelas sambil mengerjakan tugas teman-teman sekolahku. Lumayan untuk membantu uang jajanku. Tiba-tiba agnes berada di kelas bersama teman-teman genknya,
“ ngomong-ngomong, di sekolah ini yang namanya angel itu ada berapa ya? Katanya ibu bakmi itu punya anak sekolah disini namanya angel loh.. “
“ ibu bakmi yang mana?”
“ ibu bakmi yang tadi pagi kita makan, yang pincang itu..”
“ atau jangan-jangan angel yang ibu pincang itu maksud si..” kata mereka meliriku.

Aku langsung meninggalkan kelas. Apa jadinya hidupku kalau anak-anak satu sekolah ini tau kalau aku anak pedagang bakmi. Saat aku di taman, aji tiba-tiba muncul.
“ kenapa sih setiap gua ketemu loe. Loe itu mukanya kok bt selalu?”
“ gua agak sebel sama teman-teman di kelas, suka banget gossip.. jadi ga mood aja”
“ gosiipin loe..?”..” begitulah..” jawabku.
“ cuekin aja kalau gossip aja mah.. namanya gossip kan ga tentu benar. Bawa asyik aja. Eh ngomong-ngomong, kalau mau pulang sekolah nonton gimana?”
“ hm…?” kataku ragu. “ gua traktir.. tenang aja”
Dan akhirnya pulang sekolah kami pun berangkat nonton. Rasanya kehadiran aji membuat aku lebih memiliki banyak hal yang baik. Ia membuat aku merasa lebih dihargai kebanding teman-temanku yang norak dan hobbynya bergosip. Aku pulang ke rumah dan saat itu ibu melihatku bersama aji saat ia menurunkan aku dari motornya. Ia mendekatiku.

“ siapa angel?”
“ tante aku aji, teman sekolah Angel..” kata aji.
“oh iya, aku ibu angel..” kata ibu dan aku hanya terdiam,
“ kalian lapar? Kalau lapar bisa makan bakmi di tempat dagang tante…” kata ibu dan aku terkejut marah
“ aku gak lapar. Aku mau pulang aja..”
“ tante dagang bakmi..?” Tanya aji pada ibu.
“ ia dekat depan sini, ayo dicoba siapa tau bisa promosi ke teman-teman..”
“ apa-apaan sih ibu. “ kataku dan  meninggalkan mereka berdua.
Aji dan ibu hanya saling menatap.
“ maafin ya, si angel sifatnya agak gampang marah, kalau kamu gak sempat makan bakmi buatan tante bisa besok atau kapan-kapan saja..”
“ iya tante..”
Aku merasa marah karena ibu menawarkan bakmi kepada aji. Seharusnya aji tidak perlu tau ibu berdagang bakmi. Aku tidak bicara seharian dengan ibu aku jadi bingung bagaimana sekarang menghadapi aji yang pasti bertanya-tanya tentang ibuku.
Keesokan paginya sebelum sekolah, Agnes dan kawan-kawan sudah muncul di lapak bakmi ibu.
“ ibu aku mau Tanya. Anak ibu yang sekolah ditempat kami itu. Angel yang anak kelas 1 kan, itu yang mana sih orangnya?”
“ oh.. anak ibu yang tinggi dan rambutnya panjang. Tunggu sebentar. Di dompet ada fotonya..siapa tau kalian kenal.”

Lalu ibu menunjukkan foto aku dan agnes bersama kawan-kawannya langsung mendapatkan berita headlines yang luar biasa membahagiakan. Mereka langsung ke sekolah. Saat itu aku membaca komik yang aku pinjam dari temanku Hendra, ia bertubuh gemuk dan sedikit bodoh tapi menjadi sahabat baik yang selalu banyak membantuku dikelas. Saat bel berbunyi. Guru sekolahku belum masuk, tiba-tiba agnes langsung berdiri dikelas.
“ teman-teman ada pengumumanan neh..” teriak agnes.
Mereka semua langsung menatap agnes dan aku pun begitu.
“ dengerin neh ye pada.. kalau semua disini suka bakmi. Yang mau beli bakmi enak dan yang biasa gua makan sama teman-teman bisa pesan ke gua. Bakminya enak loh. Kalau kalian mau.. order di gue aja. Cuma 10.000 semangkok..lumayan itung-itung bantu ibu itu, kasihan pincang dan anaknya juga kayaknya butuh biaya buat sekolah…”
Sepertinya anak-anak sangat tertarik dengan bakmi itu. Guru sekolah masuk. Agnes pun duduk dengan senyum-senyum puas menatapku. Saat istirahat sekolah tiba-tiba ia mendekatiku.
“ ngel, neh pesanan bakmi.. kasih ke nyokap loe..”
“ apa-apaan sih loe..”
Mereka saling menatap dan tiba-tiba tertawa sambil meledekku.
“ kok loe pura-pura bego gitu sih, bukannya ibu pincang yang jualan bakmi itu nyokap loe. Tadi pagi dia cerita ke kita-kita kok. Malah minta bantuan promoin bakmi dia.. kita-kita kan baik. Akhirnya bakmi nyokap loe gua promosiin dan pesanan banyak.. nek kasih ke nyokap loe. Niat baik kok ditolak..” kata agnes sambil memberikan kertas padaku.
Aku mengambilnya dan merobek lalu melempar kepadanya.
“ loe gak usah cari gara-gara ya..berengsek” kata agnes dan kami pun berkelahi.
Setelah dipisahkan agnes berteriak-teriak menghinaku dengan wajahnya yang lebam begitu pula aku.
“ dasar loe orang miskin gak tau diuntung, uda bagus gua bantu jualarin bakmi emak loe.. sekali miskin tetap miskin!!”
Aku pulang dengan perasaan marah. Mengapa ibu tega melakukan ini dan mempermalukan aku. Saat itu aku menangis dirumah. Ibu sedang berdagang , ketika ia berjalan mengantar mangkok ke pelanggan tiba-tiba ia terjatuh karena kakinya kesakitan. Pembeli itu mendekati ibu.
“ ibu kenapa kakinya gak di urut aja sih atau bawa ke dokter..”
“ gapapa, ini entar juga sembuh sendiri.. “
Hari ini ibu pulang lebih pagi dari berdagang. Seorang pelanggan mendekat
“ kok pagi amet tutupnya, padahal saya mau makan?”
“ iya neh, anak saya ulang tahun.. saya mau ke pasar beli baju buat dia..”

Ibu sengaja menahan rasa sakit itu bukan karena ia tidak ingin pergi ke tukang urut untuk mengobatinya. Tapi ia memiliki alasan lain karena ia ingin memberikan aku hadiah, hadiah sebuah pakaian seragam sekolah baru untukku. Ia tampak puas dengan barang belajaan yang ia beli. Saat itu pulang dengan gembira  dan tiba-tiba terkejut melihat wajahku yang lebam.
“ kamu kenapa bisa kayak gini? Kamu jatuh kenapa angel?”
“ ibu mau tau kenapa? Semua gara-gara ibu, buat apa ibu minta agnes untuk bantuin jualan bakmi di sekolah, ibu gak tau semua orang jadi tau aku anaknya tukang jual bakmi pincang itu!!”
Tiba-tiba ibu menamparku dan itulah tamparan pertama dia dalam hidupku. Aku marah dan pergi dari rumah berlari diatas hujan lebat. Ibu menangis dan terduduk di kursi meja makan dengan wajah lesuh. Aku tidak tau harus berlari kemana dan tanpa arah. Aku hanya terduduk dan terdiam diantara hujan dan menangis. Merasa hidup ini tidak pernah adil, mengapa aku harus mengalami kemiskinan. Aku tertidur di halte bus. Dan saat aku bangun hujan telah hilang. Jam 11 malam saat itu.

Aku berjalan pulang dan tiba-tiba seorang tetangga memberitahu aku kalau ibu terjatuh dari tangga. Kini ibu sedang dirawat dirumah sakit. Aku terkejut dan langsung menuju rumah sakit. Melihat ibu dengan keadaan kakinya penuh bebat. Ia patah kaki karena terjatuh dari tangga.
“ kenapa ibu bisa sampai begini?” tanyaku.
“ ibu ingin turun dan cari kamu tiba-tiba ibu terjatuh dari tangga, ibu minta maaf sudah menampar kamu..”
Aku terdiam dan berusaha melupakan masalah itu. Dokter kemudian memeriksanya dan ia berkata padaku ibu  harus menginap beberapa hari.
“ kata dokter ibu gak boleh pulang dulu, ibu harus di rawat disini. “
“ tapi biaya rumah sakit mahal, kita mana mampu angel..”
“ mana aku tau.. siapa suruh ibu jadi begini. Angel mau pulang dulu. Ngantuk dan besok harus sekolah.”

Kataku kesal walaupun merasa kasihan terhadap ibu tapi harga diriku terlalu tinggi untuk menunjukan rasa peduliku pada ibu. Saat aku pulang tiba-tiba aku melihat, kue ulang tahun kecil dan baju seragam sekolah baru. Saat itulah aku sadar, ibu menyiapkan ulang tahunku hari ini. aku terlalu sibuk karena stres memikirkan masalah sekolah sampai tidak sadar. Seragam baru itu membuatku sedikit bisa pamer besok di sekolah. Ingin aku mengucapkan terima kasih pada ibu tapi sayang ia tidak ada rumah. Minimal besok, aku bisa katakan itu bila aku ingat!!

***
Ibu bisa keluar rumah sakit tiga hari kemudian dengan biaya uang yang sangat banyak dan menghabiskan tabungan. Untuk sementara ia tidak berdagang bakmi dan itu bisa membuatku selamat dari gosip agnes yang sedang gencar2nya meledekku dengan anak tukang bakmi. Walau tanpa penghasilan, tapi aku bisa bertahan dengan uang tips mengerjakan pr teman-teman sekelas. Aku tidak lagi butuh uang jajan dari ibu.

2 bulan kemudian ibu sudah mulai bisa berjalan dengan tongkat. Suatu malam aku tidak mampu bangkit dari tempat tidur dan Tubuhku panas dingin. Ibu cemas dan membawaku ke dokter. Ternyata aku terjangkit virus demam berdarah dan masuk fase kritis. Biaya yang sangat besar membuat ibu sangat bingung dengan keadaannya yang tidak lagi berdagang bakmi. Tanpa memikirkan biaya ibu memaksakan aku dirawat. Saat itu ia hanya terdiam lemas menatapku tak berdaya. Dan dirumah sakit itu ada seorang suami yang menangis karena istrinya sekarat. Ia membutuhkan ginjal untuk istrinya. Tapi tidak ada donor yang bersedia untuk menolong kelangsungan istrinya. Ibu mendekat dan tiba-tiba ia menawarkan dirinya. Orang itu menawarkan sejumlah uang pada ibu. Demi aku, ibu pun rela menyumbangkan satu ginjalnya.

Berkat ginjal yang ibu sumbangkan aku bertahan hidup Karena ibu langsung memindahkan aku ke perawatan yang terbaik di rumah sakit itu.  Saat aku sembuh beberapa hari kemudian, aku tidak melihat ibu. Aku hanya melihat Aji datang bersama Hendra sahabatku. Sampai akhirnya aku keluar rumah sakit beberapa hari kemudian. Tidak ada yang menjemputku, mereka bilang ibu sedang keluar kota untuk bertemu dengan keluarganya meminta bantuan uang. Padahal yang aku tau biaya rumah sakit telah terlunasi. Ibu sengaja bilang ia keluar kota agar ia tidak tau kalau ia dalam masa perawatan.

Tapi aku salah dan semakin menyadari kehilangan ibu. Sudah dua minggu aku tidak melihat ibu dan akhirnya seorang tetangga memberitahu aku kalau ibu dirawat dirumah sakit yang sama dengan anaknya sebab mereka tidak sengaja melihart ibu. Aku langsung menuju rumah sakit. Ibu tergelatak lemas di tempat tidur. Ia melihatku dengan air mata.
“ kenapa ibu bisa dirawat disini? Ibu sakit apa?”
“ ibu gapapa, sebentar lagi juga bisa keluar..”
“ ibu katakan pada angel, ibu kenapa.. jujurlah ibu..”
“ ibu gapapa nak.. ibu Cuma sakit..”
Aku tidak memaksa ibu untuk jujur lagi karena ia seperti kesakitan menahan perutnya. Malam itu aku menjaganya. Tiba-tiba ibu mengajakku bicara. Aku jadi ingat seragam sekolah dulu.
“ ibu.. terima kasih baju sekolahnya.. angel belum sempat bilang kemarin..”
“ iya nak, sama-sama. Angel maafkan ibu, bukan ibu selama ini tidak ingin membahagikan kamu. Ibu tau kamu marah karena kematian ayahmu. Ibu sudah berusaha untuk sebisa ibu membahagiakan kamu seperti saat-saat kita dulu bersama ayah. Tapi ibu gagal, ibu hanya bisa membuat kamu marah. Ibu benar-benar menyesal, maafkan ibu“
“ kenapa ibu bicara seperti ini, sudah tidak usah dibahas. Angel juga gak pernah berpikir begitu”
“ ibu, bukanlah ibu yang baik. Sampai tidak mampu membelikan kamu celana dalam ketika kamu dewasa bahkan tidak tau bagaimana harus membelikan kamu baju baru, ibu menahan rasa sakit di kaki ibu hanya untuk mengumpulkan uang agar kamu mendapatkan pakaian yang layak, tapi sebanyak apapun ibu bekerja, hutang yang ayah kamu tinggalkan tidak pernah habis.. bahkan hingga detik ini.” kata ibu menangis
“ sudah bu.. jangan teruskan.. angel minta maaf. Angel ga pernah ngerti perasaan itu. Angel egois dan tidak terima pada kenyataan kalau kita memang sudah bukan yang dulu..” kataku memeluk ibu yang menangis.
“ ibu hanya berharap. Ibu bisa mengubah keadaan seperti dulu lagi.. Cuma itu nak..”

Malam itu, aku baru tau betapa besar pengorbanan ibu padaku, rasa egois yang membuatku sadar bahwa aku begitu durhaka tak pernah menghargai pengorbanan yang ia lakukan. Aku memeluk ibu dan berjanji dalam hatiku ketika ia sembuh, aku akan membahagiakan dia dengan cara apapun. Ibu tidak semakin baik dari hari ke hari. Sampai akhirnya, ia meninggal malam setelah memelukku. Aku menangis kehilangan ibu dalam hidupku.
Dokter mengatakan ibu tidak mengalami hal baik setelah mendonorkan satu ginjalnya. Hal yang membuatku begitu pilu dan sedih, ibu melakukan semua itu untuk membuat hidupku terus ada. Ia rela menjual ginjalnya agar hutang ayah terlunasi. Agar masa depanku terjamin dengan uang donor itu tapi ia sendiri harus pergi dengan keadaan tanpa pernah melihatku dewasa seperti impiannya.

Hal terakhir yang ia katakan padaku, membuatku begitu berat untuk melupakan semua kebaikannya.

“ bagaimanapun ibu marah padamu, kemarahan ibu adalah kasih sayang. Tidak ada ibu yang akan marah tanpa alasan kepada anaknya. Kelak ketika kamu menjadi ibu,kamu akan mengerti, ibu di dunia manapun selalu ingin anaknya bahagia. Walau dengan kemarahan caranya..”
Andai saja ada penyesalan dan waktu yang berulang, aku tidak akan pernah melakukan kebodohan terbesar dalam hidupku menyia-yiakan pengorbanan ibu.
Tapi waktu adalah tempat yang kejam bagi mereka yang tidak pernah bisa menghargainya, seperti aku yang hanya bisa menangis menatap waktu-waktu indah yang seharusnya aku gunakan bersama ibu tapi kini hanya bisa terkenang dalam kenangan.
Semoga kisah ini bisa mengajarkan kita untuk mengerti

Kasih ibu mungkin tidak akan sempurna bagi hidup kita. Tapi kasih ibu adalah kasih tanpa balasan yang tidak akan pernah tergantikan dengan kesempurnaan hidup apapun di dunia ini.

Senyum terakhir


“ Senyum terakhir..
based on true story love Ilma and Arnhenzky

“ Pada akhirnya, kepergian seseorang mungkin menyakitkan akan tetapi akan selalu  menjadi pelajaran bahwa kehilangan adalah jalan terakhir untuk membuat kita mengerti betapa berartinya seseorang dalam hidup kita.”
Agnes Davonar


saat terakhir aku melihat jasadnya
Nama gua Arnhenzky Arzhanka, ribet ye nama gua. Kalau begitu panggil aja Anes. Nama itu dikasih bokap gua karena dia gak sengaja mendengar nyokap gua mengandung pada saat dia sedang jalan-jalan di Rusia so.. nama gua ala-ala Rusia gitu.  Umur gua sekarang 25 tahun, pekerjaan gua saat ini kuli seni atau kerennya disebut telent. Gua jalani kehidupan sebagai kuli seni ini buat nabung modal gua di masa depan untuk jadi wiraswata kayak bokap gua yang cukup sukses sebagai penjahit baju ( tailor). So, demi masa depan gua, gua kerja tanpa kenal batas waktu sampai tidur pun terkadang suka lupa waktu. Gara-gara lupa waktu ini, gua jadi mengenal seseorang ; seseorang yang memiliki senyum terindah yang pernah gua lihat seumur hidup gua. Gua menyebutnya sebagai takdir pertama. Kisahnya dimulai saat itu  ketika suatu hari, gua gak sadar ketiduran dan tiba-tiba telepon gua berbunyi.
Dengan setengah mengantuk gua angkat.

“ anes, loe dimana? “ teriak menejer gua kencang dibalik telepon
“ dikamar.. kenapa? Teriak-teriak kayak kebakaran aja” Tanya gua
“ buruan loe ke Bali. Itu ada jadwal syuting iklan. Itu tim produksi uda di Bandara nunggui loe..”
“ lah.. emang jam berapa?” Tanya gua memperhatikan jam di kamar.
“ jam 10 pesawat.. ini uda jam 8.30. Loe belum juga boarding..”

Sumpah mampus!! gua kaget setengah mati, karena keasyikan tidur sampai lupa kalau hari ini gua harus pergi ke Bali buat syuting. Akhirnya gua, dengan langkah 1000 menembus kemacetan Jakarta dengan penuh perjuangan menuju bandara. Setiba di sana, gua sudah telat, dengan terburu-buru gua menuju pesawat. Untungnya nama gua masih dipanggil-panggil walau tersisa 10 menit lagi. Pesawat yang gua gunakan saat itu adam air. Dengan kebingungan gua menuju kabin pesawat.

Seorang perempuan cantik menyapa gua  di depan pintu kabin :
“ini mas Ar..nhen.. zky Arz..hanka?”kata dia dengan kesulitan menyebut nama gua
“iya iya.. aku duduk mana ya?” Tanya gua.
“aduh hampir aja di tinggal pesawat.. buruan mas ikuti aku, penumpang uda ngamuk-gamuk neh nunggu mas.. ”kata perempuan itu.

Akhirnya dia mengantar gua ke kursi dan sialnya karena terburu-buru kaki gua tersandung kursi dan menimpa tubuh pramugari itu yang ikut terjatuh. Melihat kejadian itu pramugari-pramugari dan penumpang di deket kita ngebantu dengan cepat.  Tentu aja kejadian itu membuat gua malu setengah mati. Lebih gak enak hati karena membuat sang pramugari jadi pusat perhatian. Gua mengucapkan kata maaf. Dia hanya tersenyum dan pergi. Padahal gua tau, dia pasti marah banget karena dibuat malu sama gua. Akhirnya dia ke belakang kabin dan ketua pramugari yang bertugas mengantar gua ke kursi.

“aduh mbak sorry jadi gak enak.. mata masih 5 watt neh..” kata gua.
“makanya lain kali kalau tidur pakai pakai alarm supaya gak telat..” kata pramugari itu dengan sabar.

Akhirnya dia mengantarkan gua ke tempat kursi gua. Teman-teman tim produksi bernafas lega menemukan gua di pesawat.  Setelah menghela nafas. Gua tetap merasa tak enak hati karena kejadian tadi, sepanjang perjalanan menuju bali gua terus memperhatikan pramugari tadi dan memperhatikan nama di name tag miliknya dengan sembunyi-sembunyi. Namanya Nur Ilmawati. Setiap dia berjalan, gua melempar senyum dan merasa tidak enak hati karena membuat dia malu, tapi dia hanya diam tak merespon.

Sampai akhirnya, pesawat mendarat dan saat itulah terakhir gua harus pergi. Rasanya ingin mengucapkan maaf untuk terakhir kali tetapi percuma juga karena dia pasti sibuk; pikir gua. Ketika gua turun dari kabin pesawat dan bertemu dengan ketua pramugari yang menyambut kepergian tamu. Gua mengucapkan salam dan tiba-tiba dia memberikan gua sehelai tisue

“apaan ini?”
“kalau mau minta maaf, itu nomornya..”
“oh.. makasih mbak.. “kata gua.
Sepertinya semua petugas di dalam pesawat sudah tau rasa bersalah gua dan mereka memberikan kesempatan gua untuk meminta maaf dengan cara yang lucu. Setelah tiba di hotel di bali. Gua kemudian mengiriman sms kepada pramugari yang di kertas itu ditulis namanya” Ilma “
“Ilma ya.. maaf ya tadi dipesawat bikin kejadian memalukan.. merepotkan. Anes..”
Dengan kebingungan dia membalas.
“kok bisa tau nomor aku?”
“dari senior kamu gapapa kan, dimaafin gak?”
“dimaafkan kok. Kan dalam ajaran agama, memaafkan itu amal ibadah..”

Mendengar kalimat itu gua merasa lega. Kami pun jadi sering smsan beberapa hari sampai akhirnya dari perkenalan itu berakhir begitu saja tanpa pernah bertemu. Kesibukan dia sebagai pramugari dan gua sebagai kuli seni membuat takdir kami berjalan. Tapi tidak begitu lama, sampai suatu ketika. Tanpa sengaja, gua menerima sms dari Ilma yang salah sms bahwa dia sedan di semanggi. Karena kebetulan gua juga sedang menuju semanggi. SMS nyasar itu akhirnya menjadi takdir kedua yang menjadi pertemuan kita.

Ilma yang gua lihat saat menjadi pramugari terkesan dewasa dan serius, ternyata saat bertemu bisa juga terlihat lucu. Pada saat itu dia bercerita kalau dia sudah tidak lagi bekerja karena maskapai tempat dia lagi kerja bangkrut dan sedang melamar pekerjaan. Akhirnya dari pertemuan itu kita menjadi saling dekat dan berjanji untuk sering bertemu dalam beberapa kesempatan.

Sampai suatu ketika, kita lagi jalan dan duduk di pantai Ancol sambil menikmati matahari sore. Ilma yang gua pikir terlihat bahagia dengan senyum indahnya ternyata tidak sebahagia senyumnya. Semakin kita mengenal, semakin gua tau betapa rapuh diantara senyum itu. Saat itu dia bertanya sama gua, kenapa gua mau jadi kuli seni? Lalu gua menjawab

“abis aku gak suka kerja kantoran.. kalau mau cari duit gampang ya coba disini dulu. Kebetulan muka aku katanya lumayan buat iklan.. lagian aku males kuliah, jadi bokap Cuma kasih dua pilihan fokus kerja atau kuliah.. ya aku fokus kerja dong..”
“kamu enak ya, gak usah pusingi harus bagaimana dalam hidup kamu.. dibandingin aku.. mau kuliah aja gak bisa. Syukur-syukur bisa lulus SMA tapi sekarang nasib cari kerja aja susah..”
“memangnya kenapa?”
“ aku gak seperti kamu, punya keluarga yang bisa bantu selalu untuk bertahan hidup. Sebaliknya, aku harus bekerja untuk bertahan hidup untuk aku dan keluargaku..”

Gua jadi bingung mengapa dia berkata demikian dan ia pun bercerita tentang masa lalunya.
Ilma kecil lahir dari empat bersaudara. Ia paling kecil diantara ketiga kakaknya. Ibu dan ayahnya bercerai, keduanya sudah menikah kembali. Ilma kemudian diasuh oleh kakak perempuan tertuanya dibantu oleh neneknya. Jadi masa kecilnya dihabiskan dengan didikan nenek dan kakaknya. Kakaknya sendiri bukan orang yang mampu tapi dengan sekuat tenaga ia membantu Ilma sampai lulus sekolah. Karena ilma merasa sudah dewasa akhirnya ia memutuskan mencari pekerjaan. Apapun pernah ia lakukan sampai menjadi SPG sampai menjadi penjual tiket di XXI. Impiannya hanya satu yaitu mengubah kehidupannya lebih baik dan membalas kebaikan mereka yang merawatnya.

Dia bercerita dengan tangis bagaimana kehidupan keluarganya.. gua merasa tidak enak hati membuat dia menangis. Tapi akhirnya gua membuat satu pertanyaan terakhir…
“kok kamu mau jadi pramugari?”
“sejak kecil, aku tuh gak pernah naik pesawat. Mimpi naik pun gak berani.. Itu kan hanya untuk orang mampu.. sedangkan aku orang miskin. Jadi impian kecilku ya pengen naik pesawat. Kebetulan suatu ketika aku denger dari teman kalau ada buka lowongan jadi pramugari.. akhirnya aku coba ngelamar.. dan  yang paling membuatku optimis, perusahaan itu membuka lowongan untuk lulusan SMA. Akhirnya aku ngelamar dan diterima..””
“kamu emang gak takut diatas ketinggian..?”Tanya gua.
“Takut sih, tapi mau gimana lagi.. kalau aku kerja jadi kasir penjual tiket seumur hidup juga gak akan bisa mengubah kehidupan aku. Yauda aku hilangin rasa takut aku jadi pramugari, gajinya kan lumayan besar..”
“begitu ya?”
“kenapa kamu takut ya naik pasawat?”
“hehehe. Lumayan sih. Abis serem banget kalau naik pasawat apalagi pas goyang-goyang, jantung kayak mau copot”
“ kalau gitu jantungnya di rem aja pake lakban supaya gak hilang..”katanya yang membuat kami tertawa.

Akhirnya lelucon tadi bisa membuat dia yang tadi menangis bercerita tentang kehidupan masa lalunya tersenyum kembali. Tapi gua jadi paham satu hal tentang dia. Kalau dia bekerja bukan hanya untuk dia sendiri, makanya selama masa pengangguran gini dia sedikit sedih karena banyak orang yang harus dia bantu dalam kehidupan. Dia harus bantu orang tuanya, dia harus bantu keponakannya agar tetap bisa sekolah, dia harus membalas jasa kakaknya dan hal yang paling menyedihkan dia melakukan segalanya tanpa pernah berpikir tentang dirinya sendiri.

Bukannya itu semua tugas orang tua Ilma? Keduanya telah memiliki keluarga dan anak-anak yang harus dibiayain.. hal yang paling sesali ia tidak pernah melihat yang namanya keluarga utuh seperti di sinetron-sinetron walaupun dia sendiri bermimpi kelak semua keluarganya berkumpul bersama dalam sebuah kebahagiaan dan menghapus semua jarak serta hal yang memisahkan mereka.
Kemandirian dan dedikasinya dalam keluarga membuat gua jatuh cinta dan akhirnya menyatakan cinta sama dia. Dia menerima gua dan akhirnya kami jadian setelah hari itu sebagai pasangan kekasih.
Dan gua menyebutnya sebagai takdir ketiga..

***
Setelah kami jadian, Ilma mendapat kabar gembira kalau dia di terima kerja di maskapai Riau Airlines dengan gaji yang memuaskan walau harus diluar kota. Gua mengucapkan selamat untuk pekerjaan barunya walau dengan begitu gua jadi tau, pekerjaan itu akan membuat dia semakin jarang bertemu dengan gua. Karena dia selalu pergi dari satu kota ke kota lain. Tapi gua menjalani semua ini dengan suka cita, sebagai kekasih. Kami sama-sama menjalani kehidupan cinta yang indah.  Walau hanya bisa bertemu sebulan sekali atau dua kali.

Ilma dengan pekerjaan barunya benar-benar memanfaatkan apa yang ia dapat untuk masa depan dia sendiri. Dia bekerja mati-matian untuk mengambil setiap kesempatan terbang agar bisa mengubah hidupnya. Dia menabung untuk satu hal yang selalu dia katakan ke gua. Karena sejak kecil dia selalu hidup menumpang dari kakaknya yang mengontrak rumah dengan berpindah-pindah, dia pengen banget punya satu tempat untuk selamanya yaitu sebuah rumah untuk dirinya. Akhirnya dia menabung untuk impian dia itu.

Seperti sebuah kisah cinta, gak selalu indah dan baik-baik saja. Kita juga terkadang mengalami keributan kecil dan semua baik-baik saja sampai akhirnya suatu ketika kami terlalu jauh dalam keributan dan putus nyambung akhirnya putus untuk waktu yang lama. Tapi kita sama-sama sadar, bahwa kita saling mencintai dan akhirnya berpisah untuk mencoba intropeksi agar mengerti arti kita di hati masing-masing. Gua fokus pada kariel gua yang sedang naik, begitu pula dengan Ilma dan tanpa sadar kami berpisah oleh waktu. Dalam kesendirian itu, gua jatuh cinta sama seseorang dan menjalin hubungan.

Ilma mendengar hubungan baru gua dan mengucapkan selamat. Gua tau, hatinya pedih dan gua merasa tidak enak hati karena membuat dia terluka. Akhirnya gua memutuskan untuk tidak menghubungi dia sementara waktu, agar dia tidak lebih menderita karena hubungan baru gua. Di hari-hari berikutnya, gua pun mendapat kabar kalau Ilma sudah memiliki kekasih lain. Apa yang gua rasakan adalah rasa perih dan gua baru menyadari betapa bodohnya gua melewatkan dia dalam hidup gua, tapi gua tidak bisa egois dan akhinya menerima takdir kami masing-masing.

Ilma sepertinya sedang dicoba oleh takdir. Riau Airlines kembali mengalami kebangkrutan dan akhirnya dia tidak bekerja. Tapi tidak begitu lama dari kejadian itu ia pindah bekerja ke Mandala Airlines. Artinya dia akan pindah kembali ke Jakarta. Diam-diam pada saat itu, kami berjanji untuk bertemu sebagai sahabat karena masing-masing dari kami punya kekasih. Kami bertemu di sebuah tempat yang pernah jadi tempat terindah kami dulu. Di sebuah pantai.
Saat itulah kami mencoba untuk mengerti mengapa kami menjadi seperti ini dan satu hal yang akan gua ingat selalu tentang kata-kata terakhirnya.
“ kalau kita berjodoh kita akan akan pernah dipisahkan takdir. Dengan siapa pun kamu? pacaran kalau jodohnya kamu adalah aku, maka aku akan jadi takdir kamu..”
“jadi aku harus gimana?”
“kita gak harus gimana-gimana. Kita percaya saja takdir. Untuk sementara, kita gak usah berhubungan.. kamu hapus aku dari bb kamu. Aku juga hapus. Kita berdoa saja.. kalau memang takdir semoga kita kembali bersatu..””
Gua hanya tersenyum. Walau hati ini berharap demikian tapi gua gak akan pernah menolak bilamana itu terjadi. Akhirnya kami memutuskan hal terakhir yang bisa membuat kami saling kontak, Selanjutnya gua serahkan kepada Tuhan. Karena sebenarnya gua dan dia masih saling sayang akan tetapi keadaan membuat kita gak bisa bersama lagi. Yaitu kami sama-sama punya kekasih dan tidak ingin menyakiti siapapun. Setelah itu Ilma fokus pada pekerjaan dan impiannya untuk waktu yang tak pernah terjawab..
**
Setahun kemudian
Cinta sepertinya begitu rumit hubungan gua sama kekasih gua saat ini akhirnya berakhir. Gua menjadi seperti dahulu kala, sendiri. Ketika gua sendiri, menjalani hidup gua seperti biasanya. Suatu ketika gua kembali bertemu dengan ilma tak sengaja di bandara. Pada saat itu dia sudah tidak lagi bekerja di Mandala Airlines karena hal yang sama terjadi kembali, maskapai perusahaan dia bangkrut. Sayangnya dia masih bersama kekasihnya, tapi kita menjalin hubungan kembali dan melupakan janji kita untuk tidak saling kontak karena ia sudah bekerja di Jakarta kembali di Sky Avination.

Ilma dan gua sering kontak walau hanya sekedar bertanya kabar. Tapi gua tau, tidak baik untuk menganggu hubungan dia sama kekasihnya saat itu.  Jadi dari hari ke hari, ia selalu bercerita banyak hal tentang apa yang terjadi dalam hidupnya dan gua menjad pendengar yang baik bagaikan seorang saudara. Dia menganggap gua adalah orang yang paling layak tau apa-apa saja yang telah ia miliki dengan apa yang ia kerjakan dengan penuh keringat. Gua senang dia bisa mulai mencicil rumah kontrakan yang dia beli dengan susah payah, bahkan dia sudah bisa lebih baik dalam hidup karena pengalaman dia sebagai pramugari senior membuat hidup dia lebih baik, artinya kehidupan keluarganya pun jadi lebih baik.
Sampai suatu malam entah mengapa dia bertanya sama gua.

“bisa gak sih kita kembali kayak dulu, sebagai kekasih, bukan seperti saat ini. Seperti ada jarak diantara kita yang bikin kita tidak bisa seperti dulu..”
“keadaan kita beda.. kamu sudah ada yang punya.. aku gak bisa.. seperti saat ini saja aku sudah bahagia kok.. “
“aku enggak.. aku enggak bahagia.. “
“kamu harus coba bahagia.. kamu pasti bisa..”
Karena tidak ingin merusak hubungan dia sama kekasihnya, akhirnya gua menghilang sesaat dari hidup Ilma. Walau dalam hati gua merasa sedih untuk pergi dari hidup dia, tapi gua harus lakukan semua yang menyakiti hati gua. Gua selalu menghindar dan tak jarang enggak membalas semua pesan yang dia kirimkan ke gua. Walau gua selalu memperhatikan status yang dia buat di Blackberry. Gua juga bilang kalau gua sudah balikan sama mantan supaya dia bisa mengerti walau itu bohong semata.
Suatu malam, gua mengucapkan selamat ulang tahun lewat telepon ke Ilma untuk hari ulang tahunya. Gua senang, gua menjadi orang pertama yang mengucapkan hal itu ke dia. Tapi di telepon terdengar suara tangis darinya.
“kamu nangis ya?”
“Enggak kok.. Cuma senang aja dikasih Tuhan umur yang panjang sampai bisa ngerayain ulang tahun ke 25..”
“ kalau gitu make a wish dong..?” kataku.
Entah mengapa dia berkata sesuatu yang membuat gua terdiam.
“ Aku mau make a wish sama kamu boleh?”
“kok sama aku, sama Tuhan dong? Tapi yauda gapapa.. ngomong aja..”
“ kalau ini uda jadi saat terakhir aku merayakan ulang tahun aku, aku mau kamu tau. Kalau aku bahagia mengenal kamu dan aku titip semua yang aku miliki sama kamu ya.. ” katanya yang membuat aku tersentuh.
“ kok kamu ngomong gitu?”
“karena Cuma kamu yang benar-benar tau bagaimana kehidupan aku, keluarga aku dan semua impian aku.. makanya aku bahagia.. soalnya teman-teman aku bahkan gak ada yang pernah tau semua tentang hidup aku.. karena aku harus jujur, aku malu kalau mereka tau keadaan keluarga aku, Cuma sama kamu aja.. aku jadi berani dan sadar.. bagaimanapun keadaan keluarga aku, mereka itu tetap bagian hidup aku.. ” ceritanya padaku
“aku juga bahagia kok..kamu jangan bikin aku bingung ah.. make a wish kok jadi sedih gini.. ayo dong senyum.. kan senyum kamu itu hadiah terindah dari Tuhan.. nah sekarang kamu mau kado apa dari aku?” Tanya gua..
“ aku gak mau apa-apa aku Cuma mau kamu jangan pernah lupain aku dalam hidup kamu.. bisa?”
“pasti..”kataku pendek.

Dan setelah hari itu, kata-kata itulah kata-kata yang terakhir gua dengar darinya. Suara terakhir yang gua dengar darinya. Gua belum sempat memberikannya kado ulang tahun dan berjanji setelah gua enggak sibuk syuting gua pasti membawakan kado itu untuknya. Jadwal kami yang sama-sama sibuk membuat kami tidak sempat bertemu. Akhirnya gua memutuskan untuk mengantarkan kado itu ke rumahnya. Sebuah parfum yang aku miliki satu dan dia satu. Jadi parfum itu edisi khusus yang gua beli pada saat tidak sengaja pergi ke Singapura.  Ilma menerima kado itu dan mengucapkan terima kasih.  Dan dia memberitahu kalau dia sudah sendiri.

Sebenarnya pada saat itu gua bisa juga memutuskan untuk menjalin hubungan kembali tapi dia sepertinya lampu hijau yang diberikan Ilma tentang kesendirian tak begitu gua perhatikan karena sibuk dengan pekerjaan gua. Sampai akhirnya dua hari sebelum hari terakhir takdir memisahkan kami. ilma mengatakan pada gua.

“jadi setelah kita sama-sama sendiri.. menurut kamu kalau kita balikan gimana ?”
“kasih aku waktu untuk berpikir.. aku pengen banget kita seperti dulu.. tapi saat ini aku sibuk, aku takut gak bisa membuat kamu bahagia.. kamu mau nunggu aku kan?”
“aku tau kok.. aku akan selalu nunggu kamu.. kapan pun itu.. aku akan selalu nunggu kamu.. kamu kalau kerja ingat kesehatan kamu ya….”

Kata kata itulah hal yang terakhir gua dapatkan darinya sebelum dua hari kemudian disaat gua terbangun dari tidur dan mendapatkan kabar kalau Ilma telah menghilang bersama kejadian pesawat sukhoi dimana ia sedang bekerja. Sebelumnya gua uda punya firasat yang aneh sekali, entah mengapa tiba-tiba blackberry gua mati dan kehilangan semua data gua, saat gua coba back up. Hampir semua foto-foto Ilma dan kontaknya hilang.  Gua pun berpikir untuk hubungin dia untuk minta no pin dia akan tetapi nomor dia gak aktif. Sampai akhirnya gua baru sadar kenapa dia gak bisa dihubungi, yaitu ketika tau dari teman-teman kalau Ilma adalah salah satu penumpang di pesawat sukhoi naas itu.

Hati gua hancur, perih dan sedih. Segera gua mencari tau keberadaan Ilma di bandara  halim dimana sudah ratusan orang keluarga yang hilang bersamaan dengan pesawat sukhoi berkumpul. Pertama dalam hidup gua, akhirnya gua benar-benar melihat keluarga Ilma berkumpul disana. Ayah, ibu, nenek kakak dan keponakan-keponakannya menunggu dengan cemas. Kita berharap Ilma masih hidup dan berdoa kepada Tuhan, karena seumur hidup hanya saat inilah dia bisa melihat semuanya berkumpul dan tentu dia akan bahagia ketika ia selamat nanti melihat senyum kebahagiaan mereka menyambut Ilma.

Akan tetapi harapan dan cahaya bahwa tidak terjadi apa-apa dengan pesawat sirna seketika, Tuhan berkehendak lain, pesawat sukhoi ditemukan dan semua penumpang dinyatakan meninggal. Saat itulah gua menangis, menangis karena kehilangan orang yang pernah ada dan mencintai gua dengan tulus. Penyesalan terberat yang tak bisa gua bayangkan adalah mengapa pada saat terakhir dia memberikan sinyal untuk bersatu tetapi gua malah menunda itu terjadi.

Ilma sepanjang hidupnya ingin sekali keluarganya yang tercerai belai bersatu. Akhirnya pada hari dimana dia telah tiada, seluruh keluarganya berkumpul. Tetapi sayangnya mereka berkumpul untuk hal yang tidak ia tentu harapkan.. yaitu saat mereka harus menangis untuk kepergiaannya.  Gua harus mengucapkan rasa bangga atas apa yang dia harapkan dalam hidup benar-benar terjadi. Dia selalu berkata sama gua, impiannya pada suatu ketika hanya ingin membuat keluarganya bahagia. Memberikan tempat yang layak untuk kakaknya, membuat orang tuanya bahagia untuk itulah dia mengambil pekerjaan yang paling beresiko sekalipun.

Semua telah ia lakukan, hutang-hutang budi kehidupan yang telah terbalas dalam kehidupan akhirnya nyata. Sebagai tulang punggung keluarga yang bekerja mati-matian tentu keluarga akan kesulitan ketika ia pergi, berkat adanya hibah dari Pemerintah Rusia atas bantuan kepada keluarga yang ditinggalkan, Ilma masih bisa melakukan sesuatu yang besar di akhir hidupnya, itulah hal terakhir yang bisa ia lakukan untuk membahagian kelurganya walau harus dengan sebuah hal yang tidak diharapkan oleh siapapun.

Ilma kini telah pergi dengan senyum terakhirnya, mungkin sejak kecil ia emang gak pernah mengerti mengapa dia harus terlahir ke dunia ini bilamana ia harus berjuang dari kehidupan yang ia jalanin dengan susah payah hanya untuk membahagiakan orang lain sampai akhir hidupnya.  Keluarganya mungkin tidak seindah yang ia harapkan seperti dalam sinetron-sinetron tapi janjinya untuk membuat keluarga bahagianya sampai titik darah penghabisan masih bisa ia lakukan walau kini ia telah pergi untuk selamanya..

Seperti yang ia minta sama gua, jangan pernah ngelupain dia.. hal yang tidak akan gua lupain dengan cara menulis kisah ini agar semua orang tau..
Bahwa ada senyum terakhir yang begitu indah dibalik kepergiannya kepada mereka yang ia tinggalkan termasuk gua..

Catatan : suatu malam seminggu setelah dia meninggal, gua bermimpi bertemu dengan Ilma, dia membicarakan satu hal yang gua gak pahami lewat pesan yang aneh
“ semua kontrakan aku tolong kasih ke kakak aku, tapi rumah aku yang diatas langit jangan dijual ya.. karena itu tempat impian aku.. tepat di tempat pertama kita bertemu.. disana kamu jaga ya.. terima kasih Anes.. “
Ilma emang punya rumah kontrakan yang dia beli dengan susah payah tanpa diketahui oleh saudaranya, akhirnya gua memberi tahu keluarga tentang kontrakan itu untuk diserahkan. Tapi rumah diatas langit, itulah yang membuat gua bingung sampai akhirnya gua memandang langit di sekitar semanggi tempat pertama kali bertemu. Dari situlah gua paham.. rumah diatas langit yang dia maksud adalah sebuah apartement..
Beberapa bulan sebelum dia meninggal, dia sempat mencicil apartement itu. Gua pun menghubungi pihak pengembang apartement, memang benar Ilma memiliki unit disana. Gua memutuskan untuk melanjutkan cicilan apartement itu. Sisa daripada cicilan sebelumnya gua berikan kepada kakaknya, gua berharap tempat itu menjadi tempat dimana kelak gua bisa mengenang dia sebagai bagian hidup, melihat senyum dia seperti pertama kali gua mengenalnya di atas langit-langit bumi.

Selamat Tinggal Ilma. Beristirahatlah dengan Tenang
Terima kasih atas senyum terindahmu karena dengan itulah aku mengerti bahwa tak ada yang lebih baik dari hidup selain saat-saat aku mengenal dan mencintaimu..

Friday, April 26, 2013

Arti Sahabat Sesungguhnya

” tiada kasih yang lebih abadi daripada pemberian seorang sahabat  yang sempurna- tidak akan mati walau ia pergi untuk selamanya dalam hidup kita” Agnes Davonar



Aku tidak pernah berpikir kalau hidupku masih bisa bernafas setelah kecelakaan tabrakan mobil yang membuatku koma selama 1 bulan lamanya. Istriku Angel berkata padaku, bahwa Tuhan masih sangat mencintaiku sehingga ia memberikan aku satu kehidupan baru dalam hidupku. Selama proses pemulihan aku hanya bisa duduk terbaring di kursi roda untuk melakukan aktifitas, sebagai anak tunggal satu-satunya dalam keluargaku, ayah dan ibu sangat mencintaiku.
Hidupku terlahir dengan kekayaan berlimpah, istriku cantik dan sejak kecil aku terbiasa dimanjakan sebagai anak orang kaya. Aku bersekolah di Australia saat lulus dari SMA dari Jakarta, menjadi orang kaya tidak membuatku dapat memiliki sahabat karena sifatku yang pendiam terlebih kata ibu sejak kecil aku mempunyai jantung yang lemah. Tidak heran mereka selalu mencemaskan keadaanku yang tidak pernah aku pikirkan, lucunya aku baru tau jantungku membusuk saat kecelakaan itu terjadi.
Aku duduk di teras rumahku yang menghadap ke laut Jawa dan memilih tempat itu sebagai masa penyembuhan dan rehabitasiku. Istriku sedang membuatkan aku segelas susu dan aku tanpa sengaja melihat sebuah buku novel tergeletak di meja teras, mungkin saja istriku baru membacanya dan menaruhnya disana. Aku membuka lembaran itu dan terselip sebuah foto antara aku, istri dan seorang sahabat yang telah lupa dalam ingatanku bernama Fernando.
Bukankah ini foto saat kami berada di Australia, Fernando berkerja sebagai pelayan kafe dan saat itu aku, istriku dan dia berfoto bersama saat berdiskusi. Istriku datang dan menghampiriku sembari meletakkan segelas susu di meja.
“ Mengapa foto ini ada disini sayang?” tanyakuIstriku terkejut, mungkin karena ia takut gambar itu membuat aku teringat masa lalu.“ Maaf aku tidak sengaja menemukan novel itu dari kiriman pos seseorang dan ketika membukanya terdapat foto kita semasa kuliah.”Aku terdiam, istriku langsung seperti salah tingkah.“ Ngomong-ngomong sekarang dimana Fernando, bukannya terakhir kita masih melihatnya saat bulan madu di Perth?”
Istriku terdiam, suara telepon tiba-tiba berdering dan dia langsung meminta izin untuk mengangkat. Aku hanya bisa mengenang foto kenangan itu, Fernando adalah sahabat pertama yang menjadi temanku saat aku nyaris mati karena kedinginan terserang hujan deras, ia bukan laki-laki beruntung seperti hidupku. Bahkan untuk menyambung hidupnya ia harus bekerja sebagai pelayan restoran, aku berterima kasih padanya karena berkatnya aku masih bisa hidup sampai detik ini.
Berkatnya juga aku bisa mengenal istri yang kucintai saat ini, persahabatan kami baik-baik saja hingga sebuah tragedi terjadi dalam hidup kami. Suatu ketika semua orang mempergunjing aku di kampus dan mengatakan aku seorang gay karena terlalu dekat dengan Fernando. Terang saja aku marah, kami normal dan dekat karena dialah satu-satunya sahabatku di Australia dan aku bahkan rela menghajar orang-orang yag menjelek-jelekkan sahabatku itu. Tapi pertanyaan it u terus menghantuiku, sebagian dari sahabatku memang pernah berbisik kalau sahabatku itu gaytapi Angel tidak pernah mengatakan begitu walaupun mereka sudah mengenal sebelum hadirnya aku.
Tapi hidup memang pahit, di mataku sendiri Fernando berciuman dengan sesama pasangan gay-nya. Aku hancur dan malu memiliki sahabat seperti dia, ada yang aneh ketika melihatnya berbuat demikian. Sidney memang kota bebas bagi gay, tapi tidak buat aku. Aku melupakan semua kebaikan yang pernah dia berikan padaku, jijik rasanya aku melihat monster itu hidup bersamaku selama ini. Aku tau Fernando melihatku memergokinnya saat itu, ia panik dan meminta maaf karena selama ini tidak jujur dengan statusnya, hal terakhir yang kudengar dari mulutnya adalah
“ Aku mungkin gay, tapi aku bukanlah monster yang ada disampingmu selama ini. Bagiku siapapun boleh menganggap aku manusia hina tapi janganlah kau sahabatku, karena kaulah satu-satunya sahabat dalam hidupku yang yatim piatu tanpa siapapun”
Aku tidak tergoda oleh kalimat itu walau terasa menyedihkan, kutinggalkan Sidney saat itu juga dengan membawa Angel pindah ke Perth. Aku tau Angel ingin menyarankan aku untuk menerima kenyataan tapi hatiku membeku dan tidak sudi memiliki sahabat gay dan menjijikkan seperti dia. Sejak saat itu aku tidak pernah melihatnya seperti yang aku katakan sebelumnya kami kembali bertemu saat aku sedang berbulan madu bersama istriku tepatnya 3 tahun setelah kami berpacaran di sebuah restoran mewah ketika Fernando mulai menjadi koki di restorant itu.
Aku sadar ini saat terakhir aku berjumpa dengannya, karena aku akan kembali ke Jakarta. Saran istriku padaku untuk setidaknya mengucapkan kata perpisahan dengannya aku turuti, aku pun mengundangnya minum kopi bersama sebagai sahabat lama walaupun di hatiku tidak pernah mau memaafkan statusnya sebagai gay. Kami bicara seadanya tentang hidup kami , dia mengucapkan selamat atas pernikahan kami. Dan kami pun berpisah, ketika pulang aku tidak mengingat semuanya selain sebuah mobil menabrakku dan aku pun koma hingga tidak sempat mengingat Fernando.
Istriku kembali, dengan wajah sedikit senduh dia duduk di sampingku.
“ Sayang, sebenarnya apa yang kamu pikirkan tentang foto itu”“ Tidak ada selain pertanyaan ke mana Fernando saat ini?”
Istriku menunduk sambil berkata “ Dia ada disini..”. Aku menjadi bingung,“ Maksudmu apa?”“ Fernando tidak akan pernah ada di dunia ini lagi, tapi dia akan selalu ada di sini, tepatnya di jantung yang kamu miliki saat ini.”“ Aku tidak mengerti maksudmu?”
Istriku menangis sambil bercerita, di saat-saat terakhir usai kecelakaan terjadi. Orang yang membawaku ke rumah sakit adalah Fernando, Dokter mengatakan bahwa jantungku sudah tidak berfungsi. Aku hanya memiliki waktu sedikit untuk tetap hidup dan dokter menyarankan Fernando mencari donor jantung. Istriku Angel begitu terkejut dengan berita kecelakaan itu, ia menangis di samping Fernando. Tidak mungkin mencari jantung yang tepat dalam waktu saat kondisi kritis seperti ini.
” Fernando, sebentar lagi Anthony akan menjadi seorang ayah, aku tidak lagi sanggup hidup bila bayi dalam kandunganku ini tidak memiliki ayah..” ujar Angel.
Fernando tersenyum dan berkata
“ Percayalah kalau Anthony ( namaku) akan tetap hidup di samping kamu untuk selamanya”
Itulah kata-kata terakhir dari istriku, Fernando mendekat pada dokter dan berkata ia mau mendonorkan jantungnya padaku. Dokter terang saja menolak keinginan Fernado karena tidak ada hukum yang mengizinkan orang sehat untuk berbuat demikian. Fernando tidak putus asa, baginya hidupnya yang sebatang kara tidak akan memiliki masa depan terlebih tak akan ada seorang pun yang peduli padanya. Ia dengar kalau hanya orang yang sekarat boleh mendonorkan dirinya, sahabatku melakukan tindakan bodoh.
Sesaat sebelum kematiannya ia menelepon Dokter dan mengatakan bahwa seseorang donor yang bersedia menyumbangkan jantungnya. Dokter bertanya siapa orang itu,  dengan tersenyum dibalik telepon Fernando berkata “ Saya menunggu anda di belakang rumah sakit, jantung ini hanya bisa bertahan selama beberapa saat, saya mohon dokter kemarilah dalam waktu 10 menit.” Dengan berani Fernando menabrakkan dirinya pada sebuah truk yang lewat, dia mengorbankan dirinya untuk menjadi donor dalam keadan sekarat.
Angel menerima kabar itu usai operasiku berjalan lancar saat itu ia hendak bertanya sosok donor yang menyumbangkan jantungnya dan berpikir untuk mengucapkan terima kasih pada keluarga, dokter mengatakan sang donor adalah Fernando. Angel tidak mungkin mengatakan kejadian itu padaku, ia hanya ingin menunggu saat yang tepat dan saat inilah aku tau. Aku hanya bisa menangis di atas makam sahabatku. Entah bertapa bodohnya aku tidak pernah mengerti arti sahabat dalam kehidupanku. Kalau saja saat itu aku memaafkan apa yang terjadi mungkin tidak akan ada penyesalan dalam hidupku.
“ Dia sahabat yang tidak hanya menolong hidupku satu kali tapi dua kali, bukanlah dia yang seharusnya meminta maaf tapi akulah yang meminta maaf tidak pernah mengerti bertapa dia adalah sahabat sejati dalam hidupku, aku terlalu egois mengatakan bahwa dia gay dan dia adalah petaka dalam hidupku. Mungkin kata dia terakhir padaku tidak akan pernah terlupa dalam ingatanku, ia memang gay tapi ia bukanlah monster yang akan mencintai sahabatnya sendiri.”
Aku tidak akan pernah melupakan hal ini, walaupun hidupku berjalan dengan waktu, semoga kisahku tidak membuat kalian menjadi seperti aku. Ingatlah sahabat itu hadir dalam hidup kita tanpa pernah kita sadari bahwa sejatinya tidak ada manusia yang sempurna dalam hidup ini. anakku terlahir beberapa bulan kemudian dan untuk mengenang sahabatku, keberikan nama Fernando padanya.
Gay, lesbi , pria buta, wanita bisu mereka adalah manusia yang memiliki hati untuk mencintai dan kasih dalam persahabatan. Setidaknya kita menyadari saat ini sebelum terlambat

Kekasihku


” Saat Terindah Dalam Hidupku Adalah Bersamamu, Saat Tersedih Dalam Hidupku Adalah Kehilanganmu” Agnes Davonar, penulis.



Namanya Daniel, cowok yang baru berusia 24 tahun. Wajahnya.. kata orang sih gak ganteng, ngak pinter dan juga ngak atletis. Sampai detik ini, temen-temen masih mikir? Kok bisa ya dia jadi pacar gua? Padahal sumpah mati mereka tau, gua gak pernah berharap punya pacar kayak dia. Banyak yang bilang kalau wajah gua yang lumayan cantik bila jalan sama dia? Bakal seperti antara majikan dan pembantu.
Mungkin awalnya demikian, tapi dari seorang Daniel. Gua belajar banyak tentang bagaimana menghargai seorang laki-laki, bagaimana memperlakukan laki-laki dan terakhir bagaimana  mengerti arti cinta itu sesungguhnya.
Suatu hari, gua lagi asyik online. Teman-teman gua, semua uda pada mulai eksis di dunia facebook. Rasanya kalau gua gak gabung, bisa jadi gua dianggap gadis kampung. Padahal orang kampung pun uda pakai facebook. Lupakan sejenak kisah stupid itu, yang pasti dari facebook. Gua bisa kontak-kontakan lagi sama teman-temen gua dari jaman pipis di celana sampai sekarang ngerti kalau umur gua uda cukup tua sebagai cewek, 23 tahun.
Nah, karena baru aja putus cinta. Rasanya gua alergi banget sama foto-foto mantan gua yang nangkring di facebook gua, jadi tugas gua malam itu adalah menghapus semua foto-foto mantan gua. Tapi semakin gua perhatikan foto-foto kenang-kenangan kita, kok rasanya gua jadi sedih sendiri ya. Sampai tanpa sadar gua jadi nangis, padahal yang minta putus juga gua, hal kecil sih, gara-gara dia mau sekolah di luar dan gua gak setuju. Apa daya, bokapnya jenderal dan dia ajudan. Pisah deh hubungan kita,
Saat gua menangis, chat online di Facebook nyala, seseorang muncul dan berkata memperhatikan gua sedang menghapus semua foto-foto gua. Dia bilang
“ Lagi putus cinta ya? “ Kata dia.
Awalnya gua mau cuekin, tapi kayaknya bakal menarik juga ya kalau gua marah-marah dan maki-maki orang ini, soalnya gua perhatiin, kita gak kenal sama sekali.
“ Sok tau loe?” kata gua,
“ Ya tau dong, kan gua juga lagi putus cinta, senasib deh..”
Kalimat dia yang bikin gua langsung nyegir. Penasaran sekaligus merasa senasib. Singkat kata, walaupun gua ga kenal dia, akhirnya kita malah jadi curhat-curhatan. Gua jadi tau juga, kalau dia putus sama pacarnya karena gak cocok setelah 5 tahun pacaran. Dalam hati gua berkata, kalau 5 tahun segitu lamanya dibilang kagak cocok, jadi selama 5 tahun itu ngapain ya?.
Akhirnya kita gak bicara lagi setelah malam itu, tapi dia sempat mengatakan nama dia ke gua.
“ Gua Daniel, thanks uda mau temenin gua ngobrol malam ini?”
Gua hanya senyum-senyum manggut, setau gua, harusnya gua yang curhat, kok malah jadi dia. Ya sudahlah, setidaknya dia uda bikin malam ini berwarna. Kita pun pisah, tanpa bicara dan gua sempat mengenalkan diri gua dengan bilang, “ Panggil gua Angel aja, kalau perlu blackAngel.”
“ Kenapa harus BlackAngel, kenapa ga WhiteAngel”
Gua terdiam dan offline dari facebook gua. Bukan urusan dia kalau gua mau jadi white or black, yang pasti hari itu menjadi hari perkenalan kita.
***
2 bulan kemudian.
Sahabat gua Agnes, tiba-tiba nikah. Dia ngundang gua datang ke kawinan dia. Gua tau, tentunya tau banget rasanya ke undangan seorang diri. pasti di bilang kagak laku atau parahnya perawan tua. Kalau bukan karena Agnes ini teman baik gua waktu jaman smp, pasti gua gak mau datang. Dengan terpaksa gua ajak adik gua, Teddy. Walaupun dia itu masih kecil, setidaknya orang-orang bakal kepikiran dia pacar gua kalau ga kenal. Cara yang jitu untuk membuat gua lepas dari julukan jomblo.
Seperti yang gua duga, undangan bakal dipenuhi temen-temen gak jelas. Akhirnya gua hanya bisa mojok sambil menikmati jus jeruk, karena udangan berdiri, gua harus rebutan sama banyak orang. Nah, saat gua uda menemukan satu bangku, gua mau lompat, eh tiba-tiba nenek-nenek tua nyerobot gitu aja. Jus di tangan gua jatuh dan tanpa sengaja kena sama cowok yang lagi duduk disampingnya. Omg.. gua jadi parno sendiri ngelihat tuh cowok kemeja putihnya jadi berwarna belang.
“ Sorry..” kata gua dan cowok itu natap gua dengan perasaan kesal tentunya.
“ Gapapa..” kata dia bangkit dari kursi dan pergi keluar ruangan, banyak yang lihatin gua, akhirnya gua terpaksa keluar dari ruangan pernikahan itu daripada dilihatin banyak orang.
Saat gua keluar, cowok yang tadi ketimpa jus gua, sedang bersih-bersih dengan tissue. Gua memperhatikan dan mendekat ke dia.
“ Sorry ya sekali lagi, tadi ga sengaja banget.”
“ Gapapa, tapi kok loe ga asing ya buat gua?” kata cowok itu.
“ Masa sih, maybe gua mukanya pasaran kali ya..”
“ Oh, gua inget. Loe temen facebook gua.. Angel ya namanya?” kata dia dan gua berpikir bisa jadi juga soalnya kan facebook itu sesuai tujuannya, menghubungan anda dengan semua orang.
“ iya benar, emang nama loe siapa?”
“ Gua Daniel, dulu kita sempat chat. Tapi uda lama banget..” kata dia dan gua pura-pura senyum and merasa inget..
“ Mungkin ya,. “
Dia pun menjelaskan kalau Agnes ini masih ada hubungan teman sama dia, akhirnya lupa deh kejadian jus jeruk tumpah itu. Sebenarnya sih, gua ga ada minat sama sekali ketika melihat wajah dia. Gak ganteng dan gak menarik, Cuma menang tinggi dan putih aja. Level gua terlalu tinggi dalam menilai pria, kita bicara banyak tapi ala kadarnya, beruntunglah adik gua muncul dan akhirnya hendak membawa gua pergi. Gua pun pamitan, tiba-tiba dia nanya.
“ Angel, boleh minta nomor telepon ga?”
“ Heh..” mulut gua terkunci, rasanya gak mau kasih, tapi melihat perlakuan gua sama baju dia, akhirnya gua pun kasih.
Dia tersenyum. Dan akhirnya pesta berakhir dan kita pun berakhir, ini gua sebut. Takdir kedua kita , setelah facebook online dulu.
***
Benar kata nenek gua, yang namanya jodoh, gak akan lari kemana-kemana. Gua kembali ditakdirkan ketemu sama si Daniel. Dia emang ga pernah nelepon atau sms gua setelah gua kasih nomor telepon gua. Tapi kita kembali ketemu saat tiba-tiba motor bebek gua mogok di jalan. Astaga, neh motor pas bawa dari rumah masih ok-ok aja. Kok tiba-tiba mati dijalan. Padahal tujuan gua naik motor ini Cuma mau beli makanan anjing gua di depan rumah. Gua bengong di jalan, tiba-tiba, si Daniel itu muncul. begonya lagi sampai detik itu gua ga lupa nama dia.
Entah bagaimana dia muncul, tapi motor gua beres saat itu juga. Saat gua Tanya kenapa bisa ada disini, dia bilang, dia mau ke rumah temen buat main futsal di deket Puri. Takdir yang aneh, walaupun dia sudah menolong motor gua yang ternyata businya lepas saat gua rem. Gua ga bilang terima kasih, tapi pergi gitu aja. Saat di depan toko anjing, gua baru merasa salah, harusnya gua bilang thks or apa gitu. Akhirnya gua berjanji dalam hati gua, kalau dia muncul lagi dalam hidup gua, gua bakal bilang terima kasih.
Sepertinya Tuhan emang uda mengatur semuanya, sekali lagi kita ketemu. Tapi kali ini, dalam keadaan berbeda. Saat itu, foto dia muncul di halaman depan facebook gua, foto dimana dia disitu lagi pakai baju kemeja dan terlihat lebih keren dari sebelumnya yang hanya pakai kaos oblong. Gua pun mengirimkan pesan di wall dia, dan berkata.
“ thks buat waktu itu di jalan, lupa bilang thksnya..” kata gua dan beberapa menit kemudian dia balas.
“ Sama-sama, sering-sering aja ya.. “ maksud dia ini ngeledekin gua supaya sering-sering mogok gitu apa gimana? Gua kaga ngerti. Tapi semua wall-wall di facebook kita berlanjut dengan kesapakatan kalau gua bakal traktir dia.
Kita janjian dan akhirnya untuk pertama kali dia nelepon gua. Gua bilang, gua akan ngajak dia makan di pizza hut puri. Kebetulan ada harga diskon buat berdua, hahaha, jangan pikir gua ini pelit ya, tapi emang lagi pengen aja. Kita janjian malam itu. Dia datang, dan kita bicara panjang lebar. Mengenal Daniel lebih dalam tentang siapa dia, yang pasti dia ini ternyata tinggal di daerah yang gak jauh dari tempat gua. Anaknya menarik,sopan dan yang pasti lugu sekali. Gua bukan cewek yang bodoh dalam menilai, tapi gua yakin banget,. Daniel itu terlalu polos sebagai cowok, apalagi ditambah dengan kalimat dia tentang kisah cinta dia yang berujung kalau dia di selingkuhi sama pacar dia,.
Saat-saat asyik lagi ngobrol. Tiba-tiba mantan gua muncul bersama gadis lain. Gua bingung, katanya dia mau kuliah di China. Lah kok tiba-tiba malah gandeng cewek. Gua memperhatikan dia berjalan, akhirnya dia sadar gua ada disana. Gua bangkit dan mendekatin dia.
“ Katanya loe ke China? Kok malah asyik pacaran?” kata gua emosi. Mantan gua sepertinya lebih berani membalas emosi gua dengan kalimat yang lebih menyakitkan.
“ Mau gua ke China atau Asyik pacaran? Ini kan bukan urusan loe? Loe kan bukan siapa-siapa gua?” mendengar kalimat itu gua langsung sakit di hati.
“ Maksud loe apa sih?” kata gua.
“ Eh, Angel, uda cukup ya loe mengontrol hidup gua, gua uda muak selama ini sama hubungan kita, loe pikir loe ini kecantikan hingga bisa suruh-suruh gua seenak hati loe. Gua senang akhirnya kita putus walau dengan alasan ke China. Karena gua sudah bosen lihat tingkah loe yang sok otoritir”
Mendengar kalimat itu, tangan gua spontan menampar dia. Rasanya sakit sekali mendengar orang yang pernah gua cintai bicara demikian. Daniel bangkit, menarik gua perlahan. Mengajak gua duduk. Gua ingin menangis, tapi gua menahan semuanya.
“ Gua mau pulang “ ucap gua langsung berjalan meninggalkan tempat makan, Daniel mengikuti gua sampai ke tempat parkir.
“ Angel.. “ teriak Daniel dan melihat dia,. Gua langsung menangis. Menangis karena harga diri gua sebagai perempuan telah hancur oleh hinaan mantan gua. Dia memeluk gua. Dan kalimatnya yang indah membuat gua tersadar untuk berhenti menangis.
“ Angel, jangan menangis untuk orang yang menyakiti loe, tapi menangis untuk kebahagiaan loe karena akhirnya loe tau siapa pria itu..”
Daniel benar, gua gak boleh menangis karena orang stupid itu, harusnya menangis karena bahagia akhirnya gua tau cinta dia itu palsu.
***
Daniel seperti obat bagi kehidupan gua setelah makan siang berantakan itu, gua banyak menghabiskan waktu sama dia. Tapi gua gak pernah menganggap dia sebagai apapun selain teman. Lucunya, dia seperti banyak waktu untuk orang seperti gua, dia rela belajar main tenis untuk bisa main sama gua. Dia rela ke salon bareng gua sekedar creambath, padahal rambutnya kan pendek. Tapi semua dia lakukan untuk apa, gua masih bertanya-tanya dalam hati. Yang pasti hal itu biar menjadi rahasia dia.
Tapi gua sempat menunjukan kalimat yang mungkin menurut gua sangat keterlaluan. Suatu ketika. Didepan sahabat-sahabat gua. Seorang teman bertanya sama gua.
“ Angel loe jadian ya sama Daniel?”
“ Heh, ga salah loe? Mana mungkin, Daniel itu kan bukan tipe gua, ga level lah ya..” gua mungkin hanya ingin bercanda saat itu, tapi saat itu Daniel muncul. gua terdiam. Dia hanya tersenyum. Gua yakin dia mendengar kalimat itu, dan waktu berjalan gua melupakan semua kalimat jahat gua itu sama dia.
Daniel memang pria yang sangat baik, dia tidak pernah merasa sedih dengan kalimat-kalimat gua. Dia tetap selalu setia ada dalam hidup gua. Dia rela menjaga anjing gua di rumah saat gua pergi keluar kota sama keluarga. Padahal gua tau dia alergi sama bulu anjing. Jadi kalau pas gua jemput anjing gua, muka dia merah-merah gitu. Pas gua Tanya, dia bilang cuma salah makan padahal akhirnya gua tau, dia itu alergi bulu anjing.
Entah apa yang dipikiran Daniel. Mengapa dia sangat baik sama gua. Lama-kelamaan gua jadi mempertanyakan kebaikan dia. Di suatu malam, entah karena gua lagi bad mood karena habis rebut sama nyokap. Gua langsung mempertanyakan semua yang ingin gua tau.
“ Kenapa sih, loe ini ini baik sama gua?” Tanya gua.
“ Gua baik sama siapapun kok, buat apa jahat sama orang?” jelas dia ngambang.
“ Tolong jujur, loe ini suka gua apa nggak, dan kebaikan loe ini ada maksud untuk merebut hati gua apa gimana?”
Daniel terdiam menatap wajah gua hampa dan berkata.
“ Angel, gua mungkin suka sama loe, tapi rasa suka gua? tidak akan sebesar keinginan gua untuk berharap menjadi kekasih loe, menjadi sahabat loe saja sudah cukup bagi hidup gua. Ngerti..”
“ Tapi gua ga mau dibaikin sama loe, gua gak mau loe salah paham. Gua Cuma ingin loe tau, kebaikan loe itu bikin gua merasa bingung, karena gua sama sekali gak kepikiran loe jadi pacar gua.”
“ Ya, gua tau kok. Gua pun ga kepikiran sama kesana. Tenang aja..”
Tapi gua tetap ragu dengan jawaban dia, sejak saat itu gua putusan untuk gak mau ketemu dia. Gua juga merasa risih dengan gosip dari semua orang kalau kita adalah kekasih. Sebagai cewek, rasanya Daniel tidak pantas untuk gua. Itu lah kesombongan yang selalu gua pertahankan. Sejak saat itu, gua selalu menghindari Daniel. Ga angkat telepon dia, sampai lebih buruknya menghapus dia dari facebook gua. Gua tau, dia sering mencari gua, sering kirim pesan ke facebook gua, mempertanyakan mengapa gua harus menghindar dan membenci dia secara tiba-tiba. Tapi gensi yang tinggi untuk menjawab akhirnya membuat gua melupakan dia tanpa ampun. Gua bilang lewat pesan facebook.
“ Jangan pernah muncul dalam hidup gua, kalau emang loe anggap gua teman, kalau loe muncul itu hanya bikin gua stress.” Ya, kalimat gua yang kasar untuk seorang Daniel yang tanpa salah.
3 bulan kemudian.
Adik gua Teddy, mengalami sebuah kecelakaan motor. Kakinya patah dan lebih buruknya lagi nyawanya terancam karena dia kehilangan darah yang sangat banyak. Golongan darah adik gua termasuk langkah, berjenis AB, sedangkan stock rumah sakit kosong, akhirnya gua terpaksa meminta tolong sama teman-teman. Celakanya mereka semua gak ada yang punya jenis golongan darah itu. Dokter bilang, dalam waktu 24 jam, stock darah harus ada. Gua cemas. Gua gak mau kehilangan adik gua, setelah kehilangan bokap gua karena meninggal.
Gua terus berdoa dan menulis status gua di facebook tentang kebutuhan darah AB untuk adik gua. Karena terlalu stress akhirnya gua malah ketiduran dan pasrah. Tiba-tiba saat gua terlelap, suster bilang ke gua. Adik gua sudah mendapatkan donor. Gua begitu bahagia. Darah yang paling sulit itu akhirnya ditemukan. Gua ga terlalu mikir siapa yang mendonorkan darah itu karena lebih mementingkan adik gua selamat dulu karena akan operasi. Tuhan memberkati adik gua, dia selamat dan akhirnya lolos dari masa kritis.
Saat gua lagi santai, suster yang tadi kasih info donor tanpa sengaja bertemu. Gua pun bertanya, siapa donor yang berbaik hati, gua ingin mengucapkan terima kasih. Suster itu bilang.
“ Dia cowok, umurnya 24, tinggi, putih, tapi dia menolak untuk disebutkan namanya. Abis donor langsung pergi gitu aja, uda saya suruh istirahat dulu, tapi gak mau, katanya ada keperluan, padahal darahnya banyak loh yang diambil.”
Ya siapapun dia, gua berterima kasih. Saat gua sudah mulai tenang. Dan adik gua sudah bisa bicara. Seorang sahabat menelepon gua. Dan berkata hal yang sangat mengejutkan.
“ Angel. Daniel kecelakaan mobil. Dia kritis di rumah sakit pik.”
“ Kok bisa?” Tanya gua dalam hati.
“ Loe mau jenguk gak?”
Bodohnya lagi, saat itu gua putuskan untuk tidak menjenguk. Gua masih merasa malu untuk bertemu dia walaupun temen gua bilang dia kritis. Gua heran, sebenarnya gua ini makluk ciptaan tuhan yang gimana sih? Kok gua tiba-tiba gak punya hati untuk seorang yang baik seperti Daniel walau dia sedang kritis.
Seminggu kemudian, gua mendapatkan kabar kalau Daniel dipindahkan ke rumah sakit Singapura untuk perawatan yang lebih baik. Gua masih gak bergeming. Lama-lama gua jad penasaran juga dengan kondisi Daniel. Sampai akhirnya, gua mencuri-curi waktu dengan melihat facebook dia. Sebuah wall dari sahabatnya membuatnya gua sangat terpukul. Tulisan yang membuat gua merasa menjadi gadis yang sangat berdosa. Status terakhir Daniel yang terbaca setelah beberapa hari sebelum kejadian dia kecelakaan,
“ Daniel, adik Angel masuk rumah sakit, dia butuh golongan darah AB. Loe bukannya golongan darah AB. “
“ Iya, gua tau,, gua lagi otw kesana..”
gua jadi teringat kalimat suster tentang sosok Daniel. Dan gua akhirnya paham, mengapa dia gak mau sebutin nama dia saat mendonor, orang semulia ini yang rela menolong tanpa pambrih telah gua lewatkan dalam hidup gua. Gua sangat menyesal. Dengan segara cara gua mencari tau keberadaan Daniel. Gua mencoba telepon dan sms tapi telepn dia ga aktif. Sampai akhirnya gua menyerah. Gua hanya bisa berdoa dia lekas sembuh sehingga gua bisa ketemu dia
tapi rasanya semua itu hanya jadi mimpi. Karena sahabat gua berkata dan membuat tubuh gua lemas.
“ Daniel uda disisi tuhan”

Hati gua hancur. Retak dan sangat menyesal. Bahkan gua gak sempat mengucapkan terima kasih atas kebaikan dan ketulusan dia disisi gua. Kalau saja gua bisa menarik waktu dan mengubah segalanya, gua akan meminta maaf dan menyadari betapa dia sangat berharga lebih dari arti seorang kekasih.
Dia adalah seorang sahabat yang telah mengajarkan gua tentang arti cinta kasih, tentang sebuah pengorbanan dan kehidupan.
Daniel, mungkin loe gak akan pernah jadi kekasih gua. Tapi loe akan menjadi bagian dalam hidup gua. Dan biarkan gua meminta izin untuk mengatakan kepada dunia kalau loe adalah kekasih gua, walau terlambat.
Semoga kisah ini menjadi kisah yang memberikan arti bagi kalian untuk mengerti kebaikan diatas segalanya.

kini gua berpandapat. berkenalan dengan orang tidak harus dengan fisik yang indah ataupun mulut yang manis. tapi kejujuran dan kebaikan seseorang hanya bisa kita ngerti saat orang itu pergi.

kisah Tragedi Cinta Berakhir dengan Bunuh Diri Lewat Status Facebook


” Cinta kau terkadang membawa kebahagiaan tetapi juga kesedihan bagi orang lain “
Agnes Davonar

tangis elvis
Seorang pria muda meninggalkan pesan terakhirnya di Facebook sebelum bunuh diri
Alviss Kong mendadak tenar di publik malaysia dalam sebulan terakhir ini, ini bukan karena dia baru saja memenangkan pemilihan kontes idol ataupun karena timnasnya baru saja memenangi leg pertama Indonesia vs Malaysia. Tapi karena Alviss Kongmemutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara yang sangat tragis yaitu melompat dari apartementnya pada tanggal 8 desember 2010 lalu.
Bila Alviss Kong melompat selayaknya tanpa alasan, mungkin publik malaysia tidak akan peduli tapi tragisnya sebelum Alviss memutuskan untuk bunuh diri, ia sempat melakukan update distatusnya untuk memberitahu bahwa ia akan melompat dalam waktu 45 menit yang akan datang. Mulanya tidak ada yang percaya dengan apa yang pria berumur 22 tahun itu lakukan, tapi ketika statusnya mulai dibalas dan dibaca oleh adiknya, semua mulai merasa cemas.

status facebook
Sebelum melompat, Alviss seperti memberikan pesan terakhir kepada adik-adiknya dan ibunya, adiknya(chelvin kong) yang pada awalnya berpikir sang kakak bercanda akhirnya mulai merasa ada yang tak beres, karena tinggal jauh di Brunai, ia mencoba untuk mengontak ayah dan ibunya, sayangnya kedua orang tua Alviss sedang pergi ke undangan dan tidak dapat menerima panggilan sang adik, karena merasa cemas sang adik meminta sahabatnya untuk mengecek apartement sang kakak, betapa terkejutnya ketika sang teman menemukan Alviss benar-benar bunuh diri melompat dari lantai 14 apartementnya.
status facebooknya sebelum mengakhiri hidup

Ia masih sempat bernafas saat itu, sayang ketika dibawa ke dokter 14 jam kemudian Alviss dinyatakan meninggal. Alvis bukan tanpa alasan melakukan bunuh diri, setelah diselediki, ternyata ia bunuh diri karena ditinggalkan oleh kekasihnya yang baru saja memutuskan hubungannya sejak 4 bulan lalu tanpa alasan. Alviss merasa sangat frustasi apalagi ditambah dengan diketahuinya sang kekasih telah memiliki pasangan lain. Sebelum ia memutuskan bunuh diri, Alviss sempat berpose dengan wajah mengeluarkan air mata dan foto itulah yang menjadi kenangan terakhir orang-orang yang melihatnya.

alvis dan kekasihnya
“ Seperti seorang pria yang penuh menderita karena cinta “ itu pandangan saya ketika melihat foto itu. mungkin hal yang sama di katakan oleh orang-orang malaysia yang ikut bersimpatik padanya, halaman facebooknya langsung menjadi hit list dimana-mana karena banyak orang yang ingin melihat sosok pria malang itu. ketiika Facebook melakukan penghapusan accountnya, malah muncul facebook untuk mengenang Alviss kong yang jumlahnya mencapai puluhan ribu.

Memang terkadang, sulit bila kita bayangkan, apa dan mengapa seseorang ingin berkorban demi cinta walau harus membayar dirinya dengan kematian. Alviss kongsepertinya paham betul bahwa apa yang ia lakukan akan menjadi beban berat bagi sang mantan kekasih yang langsung mendapat hujatan publik malaysia. Ia meninggalkan setidaknya 4 Pesan untuk mereka yang ia tinggalkan.

1. Kepada adik perempuannya : Adikku, kau harus tau, aku sangat menyanyangimu walaupun aku tidak pernah tau bagaimana menunjukkan padamu.
2. Kepada adik terkecilku : tumbuhlah menjadi dewasa dan selalu menyanyangimu.
3. Kepada orang tuaku: aku mencintaimu ibu dan ayah, jagalah diri kalian selalu, maafkan semua kesalahan yang pernah kubuat.
4. Kepada mantan kekasihku (binlui); apa yang aku lakukan adalah pilihan yang aku tentukan, ini bukan salahmu tapi salah keadaan yang membuatku tak dapat bertahan.
kekasih yang diduga memicu alvis bunuh diri

Dalam blog pribadinya juga, Alvis juga banyak menyatakan perasaan sedihnya karena ditinggalkan oleh kekasihnya, oleh mengapa itu publik bisa berpikir membenci sang mantan karena Alvis menuliskan

“ Kau selalu bilang mencintaiku dan itu yang aku selalu nantikan, tapi ketika itu kudapatkan malah kau kini bersama yang lain.”

Sungguh membuat saya terharu, terkadang cinta membawa duka bagi siapapun yang ditinggalkan, saya amat prihatin dengan keputusan Alvis Kong. Setidaknya apa yang ia lakukan walaupun baginya keputusan baik, bagi kita yang melihatnya adalah perbuatan yang sangat sulit diterima. Saya selalu ingat apa yang pernah saya katakan ketika pernah membuat kisah sejenis, seorang pria yag hendak bunuh diri karena ditinggalkan kekasih. Tapi ia beruntung, berhasil mengurungkan niatnya ketika bertemu Angel. Dan kata Angel untuknya.

“ Ingatlah, Hidupmu hanya sekali dan cintamu akan berkali-kali hadir dalam hidupmu, jadi sayangilah hidupmu. Karena ketika kau berakhir di dunia ini, mungkin kau akan menyesal kehilangan cinta lain yang ada dalam hidupmu. Jangan mau mati karena orang yang tak pernah mencintaimu, itu hanya akan membuatmu menyesal seumur hidupmu walaupun ketika kau mati, kau tidak akan merasakan hal itu “ kata Angel dalam kisah “ Cinta itu bodoh”.

Akhir kata, saya turut berduka cinta untuk Alvis Kong dan semoga pelajaran ini membuat kalian yang berada dalam keadaan sama dapat mengambil keputusan yang baik dan tidak berpikiran sempit. Karena cinta,
Bukan untuk membuat kita tertinggal di dunianya..

dan buat seseorang yang memang terlahir untuk menjadi manusia yang baik. janganlah engkau memberikan harapan kepada orang yang tidak kamu cintai dan membuat orang lain terluka karena cintamu, karena bagi seseorang yang berharap denganmu, cintamu adalah segalanya.

semoga pelajaran alviss bisa membuat kita intropeksi untuk lebih menghargai hidup dan cinta dan simpatik kami indonesia untukmu

My Last Love



” Masa lalu adalah pilihan yang kita lalui sedangkan masa depan adalah pilihan yang kita tentukan” Agnes davonar


Sebuah kisah cinta antara Angel seorang gadis lumpuh dan Martin seorang penderita AIDS, Bagaimana mereka menunjukkan pada dunia, Tidak ada yang berbeda dengan apa yang orang lihat, mereka hanyalah manusia yang berusaha untuk diakui sebagai bagian dari masyarakat”
Tentang Angel.
Seorang gadis berusia 23 tahun. Bekerja sebagai sekretaris sebuah perusahaan seluler. Ia memiliki seorang kekasih bernama Hendra. Angel begitu bergembira saat pulang dan memeluk ibunya.
“ Bu, Hendra akan melamarku malam ini dan kami akan bertemu di taman kota, tempat dimana pertama kali bertemu..” kata Angel pada ibunya.
“ Bagaimana kamu yakin nak?”
“ Tentu saja aku yakin, sebab kami sudah merencanakan itu, dan Hendra bilang malam ini iya akan melamarku..”
“ Kalau begitu lekaslah kamu pergi dan berganti pakaian terbaikmu..”
Angel bergembira malam yang ia tunggu selama mereka berpacaran lebih dari 3 tahun kini menjadi akhir dari kisah cinta mereka.
Tentang Martin.
Martin berumur 25 tahun. Pria playboy dan terlahir dari keluarga jutawan.Jam menunjukan pukul 7 malam. Tiba-tiba pintu kamarnya terdengar ketukan. Martin sedang tertidur, ia bangun dan membuka pintu dengan wajah kesel. Seorang aju dan ayahnya terlihat didepan pintu.
“ Kenapa sih? Ganggu orang tidur aja..!!!”
“ Maaf tuan, Ayah anda sudah menunggu di ruang tamu untuk makan malam keluarga.”
“ Bilang padanya, aku ada dibawah sebentar lagi..” Kata Martin tidak melawan.
Ajudan itu pergi, Martin merapikan mukanya yang kusut karena semalam ia baru saja pergi dugem dan pulang pukul 7pagi, setelah rapi ia pun langsung ke bawah menemui ayahnya di meja makan. Bersama ibu dan adiknya Sheila.Ia duduk begitu saja.
“ Begini cara kamu membesarkan anakmu? Pagi jadi malam, malam jadi pagi. “ kata ayah ketus.
“ Sudahlah pak, Martin ayo makan.”
Dengan setengah hati martin makan. Tapi baru mencicipi sedikit sarapan. Ia sudah menghilang dengan wajah kesel ayahnya. Martin pergi dengan mobil BMWnya menelusuri jalan yang sudah penuh dengan lampu warna warni. Kota ini akan merayakan natal dalam waktu beberapa hari lagi.Ia hanya berujar dalam hati.
“ Ayahku kaya, untuk apa berkerja. Tujuh turunan pun tidak akan pernah habis.”
Seorang gadis menelepon padanya. Tampaknya gadis itu adalah incarannya untuk malam ini, Mereka tampak asyik sibuk berbicara bersamaan, DIitengah jalan.
Kembali ke Angel.
Ibunya sudah berdiri di depan pintu. Angel menyalakan motor vespanya. Lengkap dengan pakaian terbaiknya.
“ Aku pergi dulu ya..”
“ Kenapa tidak kamu minta di jemput saja.” Tanya ibunya.
“ Tidak apa bu, Hendra langsung pulang kerja. Kan nanti kena macet. Lagi pula aku ingin pergi masing-masing saja. Jadi bertemu disana.”
“ Ya, sudah nak. Hati hati ya.”
Angel pun melaju motornya sambil membayangkan apa yang akan terjadi dalam hari terindahnya.
Kembali ke Martin.
Martin tampak tertawa, gadis itu membiuskan kata-kata indah di telinganya. Ia selalu ingat jika ia bisa memberikan apapun yang diinginkan oleh gadis yang menyukainya, ia rela memberikan uang , permata ataupun emas yang diingkan. Saat ia berjalan, ia tidak menyadari lampu merah diatasnya. sebuah vespa yang melaju di lampu hijau. Martin terkejut, mobilnya melaju. Menabrak vespa itu hingga terpental. 10 meter jauhnya. Yang ia ingat, seorang gadis terkujur kaku dijalan. Hatinya risau, apakah ia harus melihat korban itu. Atau melarikan diri, tapi ia tau. Bila ia mendekat, maka ia akan membuat masalah dengan dirinya sendiri diantara kerumunan orang yang mulai mendekati korban.
Ia pun memutuskan satu kenyataan— lari dari kejadian itu.
Tentang Hendra.
Ia menunggu tanpa adanya kejelasan ditaman. Hatinya cemas, ia mencoba menelepon Angel berulang-ulang tapi sama sekali tidak diangkat. Satu jam berlalu, hatinya mulai cemas. Ia berpikir, Angel menolak dirinya. Hingga ia menelepon terakhir kali dan mendapatkan suara asing, suara seorang pria yang mengatakan kalau gadis yang memiliki hendphone itu. Sedang dirawat dalam ruangan unit darurat. Ia langsung menuju rumah sakit, menyimpan cincin tunangan untuk Angel. Saat ia tiba, ibu Angel tampak berdiri dengan tangisan khawatir.
Kembali ke Martin.
Ia mulai sadar, banyak saksi yang melihatnya dengan nomor mobilnya. Ia ceritakan masalah ini kepada ayahnya. Ayah meminta ia bertanggung jawab, tapi ibunya menolak. Ia sadar putranya bisa berada di penjara bila ia menyerahkan diri. Uang tidak berarti bagi putranya untuk lepas dari Penjara. Satu keputusan saat itu juga. Martin harus pergi keluar negeri. Melarikan diri dan membuat alibi dengan orang lain yang berada di mobil, dengan uang ayahnya bisa membayar orang lain untuk berpura-pura mengaku melakukan perbuatan yang tidak ia lakukan.
Natal terlewatkan dengan masalah diantara ketiganya. Hendra bersedih dengan keadaan kekasihnya. Angel tidak pernah tau keadaanya, Martin melarikan diri dengan rasa gundah dan bersalah.
2 bulan berlalu.
Angel masih berada di rumah sakit. Ia mulai sadar, tapi kakinya telah dinyatakan hilang. Ia harus mengalami kelumpuhan di kedua kakinya. Hendra menemani kekasihnya. Memberikan dukungan batin dan kekuatan yang tidak bisa Angel bayangkan untuk hidup. Angel pun berusaha menerima kenyataan kini ia cacat.
Martin berada di Australia menghabiskan waktunya dengan minum dan minum untuk melepas kegelisahan hatinya.
6 bulan berlalu.
Angel berdiri untuk pertama kalinya dari kursi roda. Hendra menopang kakinya untuk berjalan. Walaupun merasa berat di hatinya. Ia sadar ia tidak akan pernah menjadi normal.
Martin semakin gelisah, ia ingin pulang. Ibunya bilang padanya tunggulah hingga 6 bulan ke depan. Hanya satu yang ingin ia tanyakan
“ Ibu bagaimana keadaan korban yang aku tabrak?”
“ Dia tidak mati, ia masih hidup.”
“ Syukurlah, tapi aku tetap ingin tau.”
“ Kamu akan tau kelak bila kamu pulang, lebih baik kamu tetap disana hingga kasus ini ditutup.”
1 tahun berlalu.
Angel mulai bisa berjalan dengan menggerakan kursi roda lewat tangannya. Hendra mengajaknya untuk bertemu orang tuanya. Apa yang ia dapatkan saat ia sedang duduk di sofa ruang tamu. Tanpa sengaja ia mendengar apa yang ibu Hendra katakan.
“ Ibu tidak ingin punya menantu lumpuh dan cacat seperti itu.”
“ Ibu kenapa bilang begitu, bagaimanapun dia adalah Angel yang sama, sama seperti saat aku membawanya pertama kali.”
“ Berbeda. Ia gadis cacat.. bukan gadis cantik yang dulu kamu bawah.”
Keduanya bicara, dan Angel mendengar. Ketika mereka sadar. Angel telah mengatakan satu hal yang begitu berat untuknya.
“ Maafkan aku, mulai saat ini aku akan melepaskan Hendra untuk selamanya.”
Hendra berusaha untuk tetap bertahan, tapi akhirnya ia pun menerima keputusan Angel.
Martin telah kembali setelah ia mendapatkan kepastian kalau kasusnya telah kelar dengan orag lain yang bersedia mengantikan dirinya di penjara.
***
Angel mencoba untuk bekerja normal. Ia tidak akan ditolak di kantor lamanya, tapi dengan kaki yang pincang dan terkadang harus mengunakan kursi roda. Ia merasa seperti seorang yang tak berguna, hanya bisa merepotkan siapapun. Ketika ingin naik escalator ataupun menaikin tangga semuanya terasa berat. Setiap malam ia hanya bisa menangis, melihat keadaanya, ibunya menyadari keadaan putrinya, hatinya pun perih tapi hanya bisa berharap tuhan memberikan kekuatan untuk anak semata wayangnya setelah ayah Angel meningal.
Martin berhasil mendapatkan apa yang ia ingin tau, tentang korban yang selalu membayangin dirinya. Dan sumber informasinya mengatakan tentang gadis itu. Ia mendapatkan kantor Angel. Ia segera menuju kantor itu yang ternyata merupakan bagian dari perusahaan ayahnya. Saat itu ia melihat Angel tampak berusaha menaiki tangga. Hatinya tergerak untuk mendekat. Membantu mendorong kursi rodanya.
“ Terima kasih..” Kata Angel padanya.
Martin terdiam, hatinya begitu pilu melihat Angel begitu cantik tapi jadi cacat karenanya.
“ Tidak masalah.”
“ Kamu kerja dikantor ini lantai berapa?”
“ Lantai 3.”
“ Kamu?” Tanya Angel balik.
Martin bingung menjawab pertanyaan Angel, ia tidak pernah berkerja hingga akhirnya ia mengarang sebuah kisah.
“ Aku baru kerja disini, di lantai dua,”
“ Oh ya..:”
“ Andai saja aku di lantai satu, pasti aku ga perlu repotin orang hehehe. Jadi ga enak hati..” kata Angel.
Meraka tiba di eskalator. Sekali lagi Angel mencucapkan terima kasih pada pria itu.Martin pulang saayt itu pula dengan wajah bersedih. Ia ingin menangis melihat dosa yang ia lakukan pada Angel. Ia pulang kerumah ayahnya dan meminta perkerjaan di kantor itu. Ayahnya begitu heran dengan sikap putranya tapi menerima keputusan Martin. Ia langsung menjadi direktu dalam perusahaan itu. Dalam satu hari ia memutusan untuk memindahkan kantor dimana Angel bekerja dari lantai 3 ke 1. Setiap harinya ia selalu memandangin Angel saat ia bisa, ia tak pernah mengalami satu keadaan yang begtu sulit dalam hidupnya. Ia memutuskan untuk mendekati Angel, mencoba untuk mengatakan satu kejujuran yang tak bisa ia ucapkan saat ini. Tentang hal yang membuat Angel menjadi seperti saat ini.


Dari hari ke hari, mereka semakin dekat. Martin membuat banyak kemudahan di kantor untuk Angel agar bisa mengunakan kursi rodanya secara bebas. Ia makan bersama Angel di kantin yang tidak pernah ia jamah sebelumnya. Mengenang sosok Angel yang berhati mulia, sosok yang rendah hati dan menerima kenyataan hidupnya sebagai gadis cacat.Suatu hari karena bosan, Martin mengajak Angel untuk makan di luar.
“ Makan denganku di luar? Tidak salah kamu kan direktur disini?”
“ Emangnya direktur tidak boleh makan bersama kamu.”
“ Bukan begitu, aku hanya takut merepotkan direktur bila jalan bersamaku. Kota ini tidak ramah dengan kursi roda, aku tidak ingin merepotkan direktur bila jalan bersamaku hingga harus mendorong kursi ini.”
“ Tenang saja, ayo katakan apa yang ingin kamu makan, ini perintah dari Direktur jangan pernah menolak!!”
“ Baiklah. Aku ingin makan Sushi Tei, sungguh aku sudah lama tidak pernah makan disana.”
“ Kalau begitu ayo kita makan.”
Mendengar Angel ingin makan sushi tei, Martin langsung meminta ajudan ayahnya untuk membooking semua kursi yang ada di restorant itu hanya untuk mereka. Ketika Angel tiba di sushi tei, ia terkejut melihat restorant itu hanya ada mereka berdua. Ia hanya mendengar kata terakhir Martin.
“ Makanlah semua yang kamu inginkan..”
Mereka pun makan dengan lahap. Martin begitu menikmati keadaanya bersama Angel, hingga mereka menyadari kalau natal akan datang dalam beberapa minggu lagi.
“ Kalau natal nanti, apa yang kamu inginkan Angel.”
“ Aku kalau natal selalu meminta banyak hal, tapi sayangnya tidak pernah terjadi tuh. “
“ Kalau begitu katakan lah, aku ingin tau..”
“ Sungguh kamu ingin tau?”
“ Tentu saja aku ingin tau.. ayolah sebutkan.”
“ Aku ingin bisa berjalan lagi..”
Hendra tertegun, hatinya miris dan wajahnya menunduk.Tadinya ia berpikir ingin memberikah hadiah kepada Angel, apapun yang Angel inginkan. Kini mendengar permintaan sulit itu, ia bersedih.
“ Adakah hal lain yang bisa kamu katakan selain itu,?”
“ Tidak ada, aku tidak ingin meminta soalnya. Kamu tahu tahun lalu ketika aku sudah meminta eh tiba-tiba malah ga pernah terjadi..”
“ Kalau boleh tau, kamu tahun lalu minta apa?”
Angel tertunduk, ia sadar natal tahun lalu begitu kelabu, ia meminta Hendra meminangnya dan semua benar-benar gagal.
“ Aku tidak bisa katakan, itu sudah menjadi masa lalu, kalau kamu? Katakan dong apa yang kamu mau?”
Martin mendekat kepada Angel, matanya tampak serius.
“ Aku tidak ingin apa-apa selain hanya bisa melihatmu tersenyum. Itu cukup buatku.”
Angel pun tertawa. Mereka melewatkan makan siang itu begitu gembiranya. Setelah makan siang, Angel turun ke loby. Saat itu Martin hendak menggendong tubuh Angel mobil. Tanpa sengaja Angel melihat Hendra sedang bersama wanita lain melewati mereka. Angel terdiam melihat mantan kekasihnya, Begitu pun Hendra. Hanya Martin dan kekasih Hendra yang tak mengerti apa yang membuat keduanya saling bertatapan.
Hendra pun berjalan dan masuk ke mobil. Angel melihat Hendra pergi darinya. Ketika ia di mobil, ia menangis. Martin begitu bingung. Dan bertanya apa yang terjadi. Angel pun mengatakan satu hal tentang natal tahun lalu dan harapannya.
“ Aku ingin menikah, tapi kekasihku tidak bisa karena aku sudah menjadi cacat..”
Martin hanya terdiam, hatinya semakin tak berdaya.
****
Natal telah tiba, Martin mulai mengerti satu alasannya untuk menjadi seorang pria pada utuhnya. Ia memberikan hadiah kepada Angel, sebuah hadiah yang mungkin terlalu berharga untuk Angel. Sebuah kalung berlian di leher Angel. Martin menyadari satu hal, ia mulai mencintai Angel. Ada yang harus ia katakan di acara makan malam natal bersama mereka. Di atas meja makan dengan lilin merah menyala, Martin menyatakan cinta kepada Angel.
“ Apakah kamu yakin ingin menjadi kekasih dari seorang gadis cacat sepertiku?
“ Aku berjanji dalam hatiku dan atas nama Tuhan kalau, aku bersungguh-sungguh ingin menjadi bagian dalam hidupmu Angel, apapun yang terjadi dengan keadaanmu, kamu adalah gadis yang kuinginkan dalam hidupku, sekarang dan selamanya.”
Kalimat itu membuat Angel begitu bahagia, walaupun ia ragu pada awalnya. Pada akhirnya Martin benar-benar membuktikan satu hal kepada Angel. Ia benar-benar mencintai gadis itu.Mereka pun berpacaran secara resmi. Keluarga Martin yang tidak pernah melihat Martin demikian berubahnya dalam hidup menyambut kegembiraan putranya begitu bahagia.Suatu ketika dimalam hari, Angel merasakan kuasa Tuhan, tiba-tiba jari kakinya mampu bergerak. Ia mulai menyadari satu hal, kalau ia mulai bisa merasakan kakinya kembali setela lama lumpuh tanpa bergerak.
Martin tidak pernah mengerti. Mengapa tubuhnya semakin lama semakin lemas. Hingga akhirnya ia jatuh sakit. Ia terdampar di rumah sakit. Angel datang dan membuat keluarga martin begitu terkejut.
“ Siapa dia ?” Tanya ibu Martin pada Martin yang terbaring ketika Angel bersamanya.
“ Ini kekasihku bu..”
Keluarga Martin terdiam. Ia tidak pernah meyangka kalau anaknya punya pacar yang cacat. Semua bisa menebak kalau tentu saja keluarga martin tidak pernah bisa menerima hubungan mereka. Tapi Martin tidak peduli. Saat itu, setelah kelua dari rumah sakit. Ia benar-benar mendapatka hadiah terburuk dalam hidupnya. Martin positif HIV. Sebuah kenyataan yang begitu pahit dalam hidupnya, ntah gadis mana yang ia tidurin dan menularkan penyakit itu padanya.
Ia paham hidupnya seperti kiamat. Tapi dalam kesempatan itu, ia terus berjuang untuk hidup. Angel mengatakan pada Martin kalau kakinya mulai bisa bergerak. Martin melihat itu sebagai keajaiban, ia pun pergi memeriksa keadaan kaki Angel dan dokter mengatakan kemungkian sembuh normal adalah 20 persen. Berita yang indah untuk Angel, tapi sayangnya dokter mengatan harus segera dilakukan operasi untuk membuat kakinya menjadi normal karena ada beberapa bagian urat pada kaki angel yang harus di ganti.
Martin memutuskan untuk membawa Angel ke rumah sakit terbaik di dunia. Angel menolak pada awalnya tapi inilah yang terjadi di malam sebelum itu semua terjadi.
“ Angel, aku selalu ingat keinginan kamu di hari natal. Kamu ingin berjalan. Tuhan telah mendengarkan impianmu itu, sekaranglah jalanmu. Kamu harus ikut aku pergi. Lakukan ini untuk kebahagiaanmu, jangan pikirkan biayanya karena aku bisa membantu.”
“ Tapi kamu terlalu baik untukku, aku tidak ingin berhutang budi.”
“ Kamu tau, aku punya keinginan permintaan natal juga. Kamu ingin tau?” jelas Martin.
“ OK katakan.”
“ Aku ingin kelak meihat kamu berjalan dan aku bisa bahagia bersamamu setelah itu dan..?”
“ Dan apa?”
“ Akan kukatakan kalau kamu sudah mau ikut aku ke untuk menyembuhkan kakimu,”
“ Baiklah..”
Mereka pun berangkat. 3 bulan sebelum natal. Operasi berjala dengan baik, tapi keadaan martin yang terlalu lelah membuatnya semakin buruk.Tapi lelahnya itu dibayar dengan semangat angel yang ingin sembuh dan berjala di saat natal. Semua terjadi, semua yang dilakukan dokter berhasil. Angel pun sembuh, ia mulai bisa berjalan dengan perlahan. Martin yang setia menjaganya selalu ada disampingnya.;
Hingga natal pun tiba. Angel berdua dengan martin. Di sebuah tempat yang indah., wajah martn begitu pucat. Martin pun meneruskan apa yang hendak ia katakan kepada Angel sesaat sebelum Angel di operasi.
“ aku sudah maafkan kamu sejak kita bertemu..?” kata Angel yang membuat Martin bingung.
“ Kamu maafkan untuk apa?”
“ Kamu tidak perlu katakana apapun, aku sudah memaafkan dan mencintai kamu dengan setulus hatiku.”
“ Angel, bagaimana kamu bisa tau?”
“ Aku tidak akan pernah lupa kejadian itu, sesaat sebelum kejadian itu aku melihatmu. Walau samar-samar aku bisa tau itu kamu.”
“ Aku benar-benar menyesal Angel, maafkan aku..”
“ Lupakan semuanya Martin. Aku selalu menerima keadaan ini sebagai takdir.”
“ Angel ada satu hal lagi yang ingin kamu tau..”
“ Katakan Martin?”
“ Aku positif HIV..”
Angel terdiam. Dan ia mengatakan satu hal untuk martin.


“ Ketika kamu melihatku sebagai gadis cacat, kamu tidak pernah merasa malu ataupun merasa takut bila aku merepotkan kamu. Aku begitu tersentuh, setiap manusia memiliki sisi yang tak bisa ia hindarkan tentang ketakutan akan petaka. Tapi kamu berbeda Martin, kamu menyadarkan aku untuk kuat, oleh karena itu, walaupun kamu menderita HIV, kini saatnya aku melakukab hal yang sama!”
“ Kenapa kamu mau? Kamu tidak takut padaku.”
“ Karena inilah takdir kita, apapun yang terjadi dengan keadaanmu. Kamu adalah bagian dalam hidupku yang akan selalu ada. Aku akan selalu ada disampingmu..”
Martin dan Angel menikah beberapa bulan kemudian. Setahun kemudian Angel sudah bisa berjalan tanpa tongkat, dua tahun kemudian. Mereka melahirkan anak dengan ajaibnya normal tanpa penyakit apapun. Tiga tahun kemudian di natal 2009., Martin meninggal karena penyakitnya.
Seperti kata Angel
“ Bagaimanapun keadaan kita dan siapapun yang memiliki keadaan sulit, janganlah merasa kamu akan sulit karenanya. Karena kita tidak bisa memilih apapun dalam hidup kita, selain bertanggung jawab terhadap apa yang kita lakukan di masa lalu. Tapi percayalah masa depan akan indah bila kita beusaha untuk menerima keadaan kita.”
Kupersembahkan kisah ini untuk semua penderita AIDS di dunia, percayalah kalian adalah makluk tuhan yang paling bahagia dengan keadaan apapun.
Untuk sahabatku yang telah pergi dengan keadaan sama, aku merindukanmu.